Jurus Indosat Ooredoo Agar UKM Tak Tertinggal
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id - Setelah beberapa waktu lalu meluncurkan layanan data 4G Long Term Evolution (LTE) dengan nama 4Gplus, Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo kini menghadirkan Indosat Ooredoo Business. Layanan baru itu diusung untuk merangkul para pelaku bisnis dan UKM.
Dalam acara Indosat Oooredoo ICT Conference 2015 bertema 'A New Way of Doing Business' Indosat Ooredo Business mengajak para peserta untuk mengeksplorasi bagaimana Indonesia Digital Nation telah mengubah dunia bisnis.
Dalam pemaparannya, President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli menyatakan perusahaannya menawarkan sebuah solusi teknologi informasi dan komunikasi (ICT Solution).
“Brand baru bisnis Indosat Ooredo, jadi Indosat Ooredo Business, untuk membantu bisnis Indonesia, dari yang kecil. Kami mengerti dan memahami apa yang menjadi kebutuhan pelanggan kami, teknologi ICT mengubah setiap kehidupan, cara kerja dan beraktivitas,” ujar Alex Rusli, di Ritz Carlton Hotel, Pasific Place, Jakarta, Selasa 8 Desember 2015.
Alex Rusli mengungkapkan, kompetisi bisnis semakin ketat pada era digital seperti saat sekarang. Dia mengatakan ketika bisnis tak mampu menyesuaikan dengan perkembangan digital, maka otomatis akan tertinggal.
“Adopsi ICT oleh dunia bisnis telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi, profitabilitas, valuasi pasar dan pendapatan, kami ingin menjadi mitra yang tepat bagi pelaku usaha,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Director & Chief Wholesale and Enterprise Officer Indosat Ooredoo, Herfini Haryono. Dia menyatakan pada era digital, setiap kegiatan dilakukan secara online. Maka dari itu, peluang bisa diraih oleh pelaku usaha.
“Hari ini kami memancangkan bendera baru, membantu mengembangkan bisnis dengan sentuhan digital, ICT Solution, sehingga bisnis bisa maju, ini akan menjadi cikal bakal Indonesia Digital Nation," ujar Herfini.
Herfini menyebutkan menurut Global Data Centre tahun 2015, menunjukkan pasar Indonesia masih jauh dari standar, kendati dari total UKM yang berjumlah sekitar Rp55 juta, tapi akses ke digital hanya Rp500 ribu saja.
“Banyak perusahaan yang kena imbas transformasi ke era digital, kalau tidak kita ikuti, maka pelanggan akan semakin jauh," katanya.