Pendapatan Warga Kelas Menengah Atas RI Turun

Ilustrasi Kemiskinan, Penghuni Pinggiran Rel Kereta Api
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Bank Dunia (World Bank) merilis laporan ketimpangan antara kaum kaya dan kaum miskin di Indonesia pada tahun 2015 semakin melebar ke 0,42. Angka ini meningkat tajam sejak tahun 2000, dimana pada saat itu gini ratio berada di angka 0,30.

Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Rahma Iriyanti, mengatakan angka gini ratio sampai bulan Desember 2015 saat ini sudah turun ke 0,408. Penyebabnya, adalah pendapatan masyarakat menengah ke atas yang mengalami penurunan

"Kalau kami lihat, penurunan rasio gini lebih dari 20 persen dari masyarakat atas pendapatannya menurun," ujar Rahma di Jakarta, Selasa 8 Desember 2015.

Pelemahan harga komoditas yang selama ini menjadi sektor yang diandalkan, kata dia, telah berimbas pada pendapatan masyarakat menengah ke atas, yang mayoritas bisnis mereka bergerak di sektor tambang dan kelapa sawit.

Bank Dunia Nilai Suku Bunga BI Terlalu Tinggi
Namun, diakui Rahma, pemerintah masih memiliki pekerjaan yang terbilang berat untuk memperbaiki ketimpangan yang terjadi saat ini. Apalagi, target gini ratio dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 dipatok sebesar 0,39.

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah Vietnam dan Filipina
Oleh karena itu, Rahma berharap, realisasi kebijakan pada tahun depan untuk mengentaskan kemiskinan mampu bekerja secara optimal. Mulai dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR), sampai dengan program sosial lainnya.

Bank Dunia: Ekonomi Asia Tumbuh 6,3 Persen di 2016
"Program seperti bunga KUR dan beberapa program sosial lainnya, salah satu insentif modal untuk masyarakat miskin," kata dia. (ren)

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.

Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem

Sisanya, akan minta anggaran dari APBN.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016