Menakar Energi Rupiah Melawan Dolar dan Euro

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di awal pekan ini diperkirakan akan melanjutkan tren penguatan, setelah di akhir pekan kemarin mampu menghindari potensi pelemahan lanjutan.

"Laju rupiah mampu mengesampingkan adanya anggapan pelemahan di akhir pekan, sehingga laju rupiah cenderung berada di zona hijau," kata Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Senin, 7 Desember 2015.

Namun menurut Reza, para investor harus tetap mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai jika pelemahan mulai kembali muncul. Laju rupiah diperkirakan akan berada di atas target support Rp13.835 per dolar AS.

"Pergerakan rupiah di akhir pekan kemarin kembali menguat di tengah melemahnya laju euro dan pounsterling terhadap dolar AS," tuturnya
Kurang Gesit, Rupiah Masih Sulit Menguat

Reza juga berpendapat, kombinasi antara pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen, yang mengindikaskan kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan pernyataan Draghi terkait perpanjangan stimulus 60 miliar euro, tidak langsung membuat rupiah tertekan.
Menkeu Rombak Asumsi Nilai Tukar Rupiah di APBN-P 2016

Sebelumnya, kata Reza, NH Korindo menyampaikan bahwa kian besarnya sentimen yang berpihak pada dolar, membuat mata uang ini tetap berada di zona hijau. "Sehingga, rupiah pun berpotensi mengalami pelemahan kembali," ucapnya. 
Rupiah Loyo Lagi, Berikut ini Penyebabnya

Berdasarkan data perdagangan Reuters, rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat tipis di level Rp13.820, setelah pada akhir pekan lalu ditutup di level Rp13.832 per dolar AS. Pagi ini rupiah juga sempat diperdagangkan di level terendah yaitu Rp13.800 per dolar AS. 
Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016