Industri RI Baru Sumbang 16 Persen untuk Energi Terbarukan

Menristekdikti Mohamad Nasir di Gedung Dikti, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir mengungkapkan, selama ini, industri juga ikut andil dalam penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT) demi menciptakan udara bersih dan bebas dari emisi karbon.
 
Sejauh ini, disebutkan peran industri sudah 16 persen. Kontribusi industri tersebut memang jauh berbeda jika dibandingkan dengan industri di luar negeri.
 
“(Membantu) baru 16 persen, luar negeri sudah 80 persen,” ujar Nasir kepada VIVA.co.id, di Gedung Dikti, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Desember 2015.
 
Nasir menambahkan, untuk mewujudkan Indonesia bersih dari emisi dan 100 persen menggunakan energi baru terbarukan, butuh uluran tangan dari pelaku industri. Menurut dia, Indonesia secara mandiri, tanpa bantuan industri, memang tidak bisa mengemban misi besar tersebut.
 
Alasan ketidakmampuan negara, kata Nasir, karena selama ini pendanaan riset masih sangat kecil dari total pendapatan nasional. Alokasi riset hanya 0,09 persen.
 
“Makanya kami harus berhubungan dengan industri, industri sebagai pengguna. Bagaimana riset kami lakukan dan kembangkan,” tuturnya. (art)

Produksi Gas PHE Lampaui Target 2016, Ini Pendorongnya