BPPT: 2050, RI Belum Bisa 100 Persen Pakai Energi Terbarukan
- ANTARA
VIVA.co.id - Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengatakan, dengan misi dunia yang ingin menggunakan 100 persen energi baru terbarukan (EBT), seperti pesan pada pertemuan COP21 di Paris dengan lebih dari 140 negara, misi itu dipercaya bisa dicapai pada 2050.
Namun, target itu hanya bisa terwujud di negara-negara maju. Sementara itu, di Indonesia, target itu mustahil bisa terwujud karena hingga saat ini Indonesia masih ketergantungan batu bara, minyak dan gas, untuk pembangkit tenaga listrik.
Terlebih, Indonesia juga terkenal sebagai negara penghasil batu bara terbesar dan energi terbesar pun dihasilkan dari komponen tersebut.
“Renewable energy, mixed ya, hanya 25 persen dari kebutuhan listrik kita yang 100 persen. Jadi, 2050 pun belum tentu tercapai 100 persen EBT,” ujar Hammam kepada VIVA.co.id, Rabu, 2 Desember 2015 di Gedung BPPT, Jakarta Pusat.
Namun, untuk transisi target dunia 100 persen EBT, hal itu disebut belum terlambat. Indonesia dikatakan bisa memanfaatkan energi panas, energi surya, energi air, dan energi angin secara maksimal.
“Oleh karenanya kita, Indonesia, mengikut apa yang disepakati di COP21, yakni mempercepat transisi 100 persen energi baru terbarukan. Kalau bisa kita mengganti semua pembangkit listrik tenaga batu bara, minyak, dan gas, yang biasanya selalu mengeluarkan gas CO2 itu, kita percepat menggantikannnya dengan geothermal, angin, surya, dan hibrid,” tuturnya. (art)