Wakil Ketua MPR: Media Sosial Mempengaruhi Karakter Bangsa
Senin, 30 November 2015 - 12:44 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Saat memberi sambutan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR, 30 November 2015, di Gedung Nusantara V, Komplek Gedung Parlemen, di kalangan Lembaga Pendidikan Ketrampilan Dian (Daya Insani Nusantara), Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan MPR melaksanakan Sosialisasi Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan amanat dari UU No 17 Tahun 2014 Tentang MD3.
Dikatakan bahwa MPR mensosialisaikan empat hal bukan empat pilar. "Empat Pilar hanya untuk penjudulan," ujarnya.
Disebut sekarang banyak media sosial di mana di satu sisi mempunyai manfaat yang positif namun di sisi yang lain memberi dampak yang buruk. "Sayang kita tak bisa banyak memanfaatkan sisi positifnya," ujarnya.
Diakui Mahyudin media sosial membentuk karakter bangsa sehingga dampak negatif media sosial kalau tak dibentengi akan berbahaya. Bahayanya media sosial seperti facebook membuat media sosial itu ada yang dilarang di sebuah negara. Dari facebook, orang yang tak biasa mencaci maki menjadi biasa mencaci maki.
Media sosial yang sekarang juga dikuasai anak-anak inilah yang berbahaya. Untuk itu orangtua harus dekat dengan anak-anak. Sehingga acara sosialisasi yang pada hari itu ditujukan kepada para pendidik Paud disebut sangat relevan.
Pajak Orang Kaya Harus Ditingkatkan
Dalam sosialisasi tersebut Mahyudin juga mengungkapkan saat ini di MKD DPR terjadi bongkar-bongkar. Hal demikian membuat suasana politik menjadi tambah gaduh. Menurut Mahyudin, bangsa ini bangsa yang latah yang bukan urusannya ikut direspon atau ikut-ikut bicara. "Bangsa ini suka gaduh," ujarnya.
Menurut Mahyudin yang ingin dicapai bangsa ini bukan kegaduhan tetapi ingin menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sayang diakui oleh Mahyudin, pemimpin saat ini lebih suka membangun citra.
Akibat pemimpin yang hanya membangun citra membuat rakyat tidak semakin sejahtera, rakyat miskin bertambah. Untuk itu harapan Mahyudin kita harus fokus untuk menyelesaikan masalah kemiskinan. "Orang kaya pajaknya ditingkatkan, jangan malah masalah pajaknya diampuni," ujarnya. Sedang orang miskin harus disubsidi," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Disebut sekarang banyak media sosial di mana di satu sisi mempunyai manfaat yang positif namun di sisi yang lain memberi dampak yang buruk. "Sayang kita tak bisa banyak memanfaatkan sisi positifnya," ujarnya.