Perubahan Iklim Penyebab Konflik Suriah dan Terorisme?
Rabu, 25 November 2015 - 11:54 WIB
Sumber :
- REUTERS/David Gray
VIVA.co.id
- Beberapa waktu lalu, pewaris tahta kerajaan Inggris, Pangeran Charles menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab munculnya konflik Suriah, membanjirnya pengungsi dan terorisme. Ternyata bagi sebagian ilmuwan lingkungan, pernyataan itu ada benarnya.
Dalam sebuah penelitian yang dirangkum Catastrophic Science, dilansir melalui
Science Alert
, Rabu, 25 November 2015, perubahan iklim memang telah menyebabkan migrasi besar-besaran di seluruh dunia. Ini yang sekarang sedang terjadi dan mengharuskan warga sebuah wilayah harus mengungsi. Bahkan, menurut ilmuwan dalam laporan itu, permasalahan ini akan menjadi semakin buruk.
"Diprediksi, dalam beberapa puluh tahun mendatang, ratusan juta orang di dunia akan terpaksa meninggalkan rumah dan negara mereka. Orang-orang itu akan menjadi pengungsi akibar efek perubahan iklim," ujar ilmuwan dari University of New South Wales (UNSW), Australia.
Baca Juga :
Kapal Pertama Pembawa Migran Tiba di Turki
"Sebagai contoh, kekeringan, badai, angin topan, kebakaran hutan dan banjir, semua akan terjadi semakin sering dan intens. Termasuk adanya peningkatan volume air laut," ujar ilmuwan.
Dalam paparan itu juga dijelaskan, di Bangladesh ada lapangan ski yang berubah menjadi debu. Bahkan ada juga tanah yang terkikis sampai 7 kilometer sepanjang pantai dan sungai. Beberapa wilayah diketahui menghilang lebih cepat ketimbang informasi update yang ada di satelit Google Earth.
Di Maladewa, seluruh pulau dievakuasi menyusul terjadinya badai. 4,5 Tahun kemudian mereka masih belum memiliki rumah permanen. Yang paling buruk adalah, tidak adanya kerangka hukum internasional untuk melindungi pengungsi akibat perubahan iklim ini.
Sebelumnya, dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Pangeran Charles mengatakan jika ada hubungan langsung antara perubahan iklim dengan konflik Suriah, kemunculan pengungsi dan terorisme. Menurut Charles, konflik terkadang muncul dari gerakan masyarakat yang tidak mampu lagi bertahan hidup.
"Bukti yang paling kuat, alasan terjadinya horor di Suriah adalah kekeringan yang telah berlangsung lama, sekitar empat sampai enam tahun. Ini mengakibatkan sejumlah orang harus meninggalkan tanah mereka karena tidak ada lagi air bersih, panen yang gagal, dan seterusnya. Mereka datang ke kota tapi sudah dipenuhi oleh pengungsi Irak. Ini yang membuat situasi semakin sulit," kata Charles.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dalam paparan itu juga dijelaskan, di Bangladesh ada lapangan ski yang berubah menjadi debu. Bahkan ada juga tanah yang terkikis sampai 7 kilometer sepanjang pantai dan sungai. Beberapa wilayah diketahui menghilang lebih cepat ketimbang informasi update yang ada di satelit Google Earth.