Belajar Bangun Infrastruktur Cepat ala China
Selasa, 24 November 2015 - 17:22 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Mimpi Indonesia untuk bisa maju dari segi pembangunan dan matangnya pengelolaan infrastruktur untuk menopang perekonomian Indonesia, ternyata masih banyak terhalang masalah klasik. Salah satunya yaitu berbelit-belitnya birokrasi saat pembebasan lahan.
Bahkan, Menteri Koordinator bidang Maritim, Rizal Ramli, mengatakan, Indonesia sudah seharusnya bisa mencontoh Tiongkok dari segi pembangunan infrastruktur.
Menurut Rizal, dalam pembangunan infrastruktur, negeri Tirai Bambu itu bisa membangun infrastruktur berskala besar dalam waktu singkat, sehingga tidak terpaku masalah teknis, seperti pembebasan lahan.
"Kita harus malu dengan Tiongkok untuk bikin jalan tol 1.000 kilometer satu tahun, walaupun pembebasan tanahnya memang lebih gampang," kata Rizal di kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa 24 November 2015.
Hal itu diutarakan Rizal setelah menerima kedatangan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Saat itu, Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengeluhkan proyek jalan tol dalam kota di Bandung yang menghubungkan Pasteur-Cileunyi, yang tidak juga digarap.Â
Baca Juga :
Rizal Ramli Tak Berhak Hentikan Reklamasi
Dengan begitu, apa yang menjadi keluhan Ridwan Kamil, Rizal mengaku akan membantu menyelesaikannya. Yakni, dengan membebaskan lahan yang saat ini dimiliki 18 kementerian/lembaga pemerintahan.
"Kami ingin konstruksi dipercepat, sehingga bisa selesai akhir 2017," kata dia. Rizal juga mengupayakan proyek pembangunan ini bisa digarap Januari 2016.
Hal ini dikarenakan proyek dinilai sudah siap, terutama dari segi dana yang diketahui melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
"Kalau kontraktor tidak sanggup, tambah kontraktornya. Yang penting standar kualitas sama. Dana pembiayaan sudah ada dari dulu dari JICA untuk tahap satu dan tahap dua dilakukan finalisasi, sebelum dibicarakan dengan JICA agar membiayai pembangunan tahap dua," ujar dia.
Pada semester dua tahun depan, semua segi teknis sudah lebih siap, terutama masalah pembebasan lahan yang saat ini menjadi persoalan utama. "Dari segi pembiayaan sudah selesai dan konstruksi bisa berjalan dengan lancar," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Hal ini dikarenakan proyek dinilai sudah siap, terutama dari segi dana yang diketahui melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).