Sosialisasi Empat Pilar di Malaysia dan Hongkong

Delegasi MPR melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan Hong Kong.
Sumber :
VIVA.co.id
34 WNI Selamat dari Kapal Tenggelam di Malaysia Dipulangkan
- Delegasi MPR melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dan Hong Kong. Di sana selain melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR, juga berupaya meningkatkan hubungan antarparlemen serta memantau kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.   

Patroli Maritim 3 Negara Jangan Sekadar Pepesan Kosong
 
Bebaskan Sandera, Malaysia Siap Kerja Sama dengan RI
Sosialisasi Empat Pilar MPR yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika yang dilakukan oleh anggota MPR, tidak hanya dilakukan bagi warga negara Indonesia yang berada di dalam negeri, warga negara Indonesia yang berada di luar negeri pun berhak untuk mendapatkan sosialisasi. Hal demikian telah dilakukan oleh MPR di Kuala Lumpur, Malaysia pada 16 November 2015.
 

Bertempat di Kantor KBRI di Jl. Tun Razak No. 233, Kuala Lumpur, acara sosialisasi diikuti oleh puluhan warga negara Indonesia yang berada di negeri jiran itu. Dalam acara itu yang memberi sosialisasi Empat Pilar, selain Wakil ketua MPR Oesman Sapta, juga Anggota MPR lainnya seperti Abdul Kadir Karding dan Abdul Malik Haramain dari Fraksi PKB, M Idris Laena dari Fraksi Partai Golkar, Hermanto dari Fraksi PKS, Zainut Tauhid dari Fraksi PPP, Djoni Rolindrawan dari Fraksi Partai Hanura, dan Djasarmen Purba, Delis Jukarson Hehi dan Eni Sumarni yang semuanya dari anggota MPR dari Kelomnpok DPD.

 

Dalam kesempatan itu, Dubes Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno saat sambutan menyinggung soal kabut asap yang sempat menyelimuti Kuala Lumpur. Kabut asap itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.


"Alhamdulillah kabut asap sudah hilang. Saya sudah capek juga ditanya-tanya, kapan kabut asap hilang, kapan kabut asap hilang," tambahnya.

 

Dalam soal kabut asap, Oesman Sapta menimpali apa yang dikatakan Herman. Menurutnya, kabut asap sudah terjadi selama bertahun-tahun dan sudah seharusnya pemerintah memberikan solusi yang nyata untuk menyelesaikannya.


"Kita diuji, jangan menyalahkan siapa,” paparnya. Sepuluh tahun itu sudah terjadi tapi tidak pernah ada langkah-langkah untuk menyelesaikan itu," tambahnya.

 

Sebagai negara yang dibanjiri tenaga kerja dari Indonesia, dalam sosialisasi di negeri serumpun itu Oesman Sapta juga membahas soal TKI. Diakui bahwa hubungan kedua negara, Indonesia dan Malaysia, dari waktu ke waktu semakin membaik. Buktinya dua TKI dibebaskan dari hukuman mati karena pendekatan diplomasi Indonesia.


"Hubungan baik berkat terobosan Indonesia dalam berdiplomasi sehingga dua orang tersebut dibebaskan," ujar Oesman Sapta.

 

Warga negara Indonesia yang menjadi peserta sosialisasi itu menyambut baik acara yang digelar oleh MPR. Mereka antusias saat diberi kesempatan untuk menyampaikan sejumlah pertanyaan. Terlihat mereka banyak bertanya tentang nasib tenaga kerja Indonesia hingga masalah kewarganegaraan. Salah seorang peserta, Usman, bertanya apa pengaruh pengamalan empat pilar dengan nasib para TKI di luar negeri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya