Kementerian ESDM Luruskan Omongan Rizal Ramli Soal Freeport
Jumat, 20 November 2015 - 17:40 WIB
Sumber :
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meralat ucapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli tentang kandungan emas tambang Freeport.
Dikatakan, cadangan hasil tambang di tanah Papua itu tidak sebesar yang dibayangkan.
"Ada pernyataan yang mengatakan bahwa emas yang ada di lahan Freeport itu 16 ribu ton," kata Staf Khusus Menteri ESDM, Said Didu kepada wartawan di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 20 November 2015.
Said menjelaskan, cadangan yang berupa sumber daya alam yang dihitung oleh lembaga internasional, bukan merupakan perhitungan pengusaha dan hitungan pemerintah.
"Ore (bijih) yang ada di sana sebanyak 2,2 miliar bijih batu, dengan kandungan 0,8 gram per ton. Jadi, dari segi angka bukanlah 16 ribu ton, tapi 1.800 ton," kata Said.
Baca juga:
Baca Juga :
Menteri ESDM Belum Serahkan LHKPN ke KPK
Sebelumnya, Rizal Ramli mengatakan, cadangan emas yang terdapat di daerah pertambangan Freeport saat ini masih sebesar 16 ribu ton, dengan cadangan tembaganya sebesar 1,5 miliar kilogram.
Baca Juga :
Datangi KPK, Menteri ESDM Baru Ingin Kenalan
Tak hanya itu, eks menteri koordinator bidang perekonomian itu juga sempat menyebut bahwa cadangan emas Freeport, kalau dimasukkan ke dalam cadangan BI, bisa memperkuat nilai rupiah terhadap dolar AS.
Said pun mengoreksi ucapan Rizal tentang rupiah. Menurutnya, kalau cadangan emas Freeport dikuasai negara, tidak serta-merta cadangan emas itu bisa membuat rupiah menguat.
"Saya sampaikan, tidak bisa kita transfer itu langsung menjadi uang. Ada cost," kata dia.
Said mencontohkan ongkos produksi tambang terbuka (open pit) sekitar US$700-800 per ons, sedangkan biaya produksi tambang bawah tanah (underground mining) sekitar US$1.300-2.000 per ons. Sementara itu, harga emas mencapai US$1.050 per ons.
"Itulah kenapa tambang bawah tanah sekarang tidak ada yang jalan, karena harga emas turun. Yang jalan, hanya open pit karena ada marjin. Makanya, saya bilang ada yang mengatakan demikian.
Freeport masih beroperasi, karena ada tembaga dan perak. Kalau hanya emas, pasti rugi. Publik jangan sampai menyalahkan pemerintah. Hati-hati kalau bicara konversi menjadi uang," kata dia. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Said mencontohkan ongkos produksi tambang terbuka (open pit) sekitar US$700-800 per ons, sedangkan biaya produksi tambang bawah tanah (underground mining) sekitar US$1.300-2.000 per ons. Sementara itu, harga emas mencapai US$1.050 per ons.