Teknologi Baru NASA Ini Cepat Deteksi Kebakaran Hutan

Ilustrasi kumpulan sensor kebakaran hutan pada satelit
Sumber :
  • NASA

VIVA.co.id - Badan Antariksa AS (NASA) prihatin dengan banyaknya kasus kebakaran hutan yang melanda di berbagai wilayah dunia. Sebagai langkah mitigasi, NASA telah mengembangkan sensor satelit baru yang diklaim bisa lebih cepat dan sigap dalam mendeteksi titik kebakaran hutan.

Dikutip dari situs NASA, Jumat, 20 November 2015, sensor satelit antariksa andalan NASA yaitu FireSat, yang akan berkolaborasi dengan perusahaan San Francisco, Quadra Pi R2E.

FireSat akan menjadi kumpulan lebih dari 200 sensor pencitraan infra merah panas pada banyak satelit yang dirancang cepat menemukan titik kebakaran hutan. Begitu dioperasikan, FireSat dituliskan mewakili pemantauan kebakaran hutan yang paling lengkap dari antariksa.

"Sementara banyak kebakaran hutan diawali laporan 911 setelah nyala api, dan beberapa kasus ada keterlambatan deteksi yang menyebabkan eskalasi cepat titik api," kata Robertt Staehle, pemimpin perancang FireSat Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.

Sistem sensor itu dirancang akan bekerja siang hari maupun malam hari khusus untuk memantau api di mana pun di wilayah dunia.

Sensor FireSat mampu mendeteksi titik api yang punya luas 10-15 meter, Dalam tiga menit, sistem sensor mendeteksi api dari orbit. FireSat akan memberitahukan kepada perangkat responder darurat di dekat area kebakaran. Skema ini diharapkan akan meningkatkan dukungan untuk keputusan kritis dalam kasus kebakaran hutan.

Tak hanya mendeteksi kebakaran hutan saja, sensor dan produk yang terkait FireSat juga diposisikan untuk menganalisa data lokasi ledakan, ceceran minyak dan hal bahaya lainnya yang punya panas tinggi di dunia.

FireSat akan memonitoring lebih sering dibanding sensor pencari api yang sudah ada. Jika sensor sebelumnya hanya bisa mendeteksi kebakaran dua kali dalam sehari, maka sistem FireSat mampu mengirimkan gambar resolusi rendah kebakaran setiap menit.

Sistem FireSat akan melengkapi pemantauan api yang sudah dilakukan satelit dan sistem NASA selama ini. Peranti lunak yang dipakai FireSat untuk deteksi api akan mewarisi aspek peranti lunak dari Autonomous Exploration for Gathering Increased Science (AEGIS) dari JPL.

Untuk memantau kebakaran, NASA mengandalkan satelit Terra yang punya instrumen Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS), Sensor Web Project yang menggunakan jaringan sensor bersama dengan pengamatan satelit otonom untuk mempelajari kebakaran hutan, gunung api, banjir dan lainnya.  

Pada tahun ini, NASA bisa memetakan api dengan menggunakan data dari instrumen JPL yang meliputi Airborne Visible/Infrared Imaging Spectrometer (AVIRIS), MODIS/ASTER Airborne Simulator (MASTER) dan data lainnya.

Sistem FireSat dijadwalkan akan selesai sepenuhnya pada Juni 2018, dengan diuji kecepatannya pada pesawat antariksa pada 2017. Konsep FireSat pertama kali dipresentasikan pada 2011 oleh NASA bersama Forest Service Tactical Fire Remote Sensing Advisory Committee.

Kebakaran di Portugal, Nasib WNI Terus Dipantau

Kedua badan ini butuh waktu beberapa tahun lalu untuk menemukan pemahaman kebutuhan pemantauan kebakaran dan persyaratan teknologi.