Teror Bom Hantam Pejualan Barang Mewah di Paris

Koleksi Christian Dior Musim Semi/Panas 2016
Sumber :
  • REUTERS/Benoit Tessier
VIVA.co.id
- Pejualan barang-barang mewah di Paris, mulai terdampak teror bom yang terjadi minggu lalu. Berbagai kalangan analis memprediksikan hal tersebut, dipicu oleh anjloknya kinerja sektor pariwisata di ibu kota Prancis tersebut. 

Dilansir dari CNBC, Jumat 20 November 2015, negara tersebut diketahui merupakan salah satu pasar barang mewah dan bermerek yang di buru oleh orang-orang kaya di seluruh dunia. Negara itu juga merupakan rumah dari berbagai merek dunia separti Dior, Christian Louboutin, Givenchy, dan Louis Vuitton. 

Pada 2014, penelitian dari Euromonitor Internasional, penjualan barang mewah di Prancis mencapai US$20,2 miliar. Pada tahun ini diperkirakan mencapai US$20,8 miliar, tapi proyeksi tersebut belum memperhitungkan serangan teror bom di belakangan ini. 

Kepala penelitian perjalanan di Euromonitor, Caroline Bremner mengatakan, prospek perjalan dan pariwisata di paris kemungkinan akan terdampak isu tersebut dalam jangka pendek. 

Pemerintah Bangun Pariwisata Halal di Aceh dan Sumbar
Dengan teror ini, penjualan produk-produk mewah di negara itu terhantam lebih dalam, setelah sebelumnya penjualan anjlok, karena devaluasi mata uang yuan yang membuat penjualan di China menurun tajam. 

Timnas Jerman Siap Jika Harus Bermain Tanpa Penonton
Agen perjalanan di kota-kota China melaporkan, akhir pekan lalu, terjadi pembatalan sekitar 50 persen perjalanan ke Eropa selama dua bulan terakhir 2015, akibat wisatawan China yang ketakutan.

Pemerintah Targetkan Rp50 Triliun dari Pariwisata
Presiden SW Retail Advisors Stacey Widlitz kepada CNBC mengatakan, untuk beberapa merek terkenal, sebanyak 70 persen dari penjualan mereka berasal dari pariwisata. Dengan penurunan turis yang datang, otomatis akan menekan penjualan.  

"Jika Anda melihat Prancis dan Paris, itu adalah tujuan mewah untuk para wisatawan, terutama China. Bahkan, sebelum tragedi ini, kami memiliki masalah dengan geng di Paris menyerang China, karena mereka tahu mereka membawa uang tunai," kata Widlitz.

Sementara itu, Direktur Riset di Wealth X, Winston Chesterfield, mengatakan isu tentang keamanan umum di Paris terus meluas. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat berdampak jangka panjang. 

Namun, dia optimistis Paris masih akan menjadi salah satu tujuan wisata utama bagi turis yang ingin berbelanja barang-barang mewah. 

"Ini mungkin berdampak pada belanja mewah musiman pada 2015. Tetapi, bukan tidak mungkin, ini akan menjadi masalah jangka panjang," tambahnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya