Sastrawan Korrie Layun Rampan Meninggal Dunia
VIVA.co.id - Sekali lagi, negeri ini kehilangan tokoh sastra. Korrie Layun Rampan sastrawan yang juga wartawan dan editor buku ini menutup usia pada Kamis, 19 November 2015 di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta Pusat. Pria berdarah Dayak Benuaq ini sudah lama menderita sakit dan berulang kali dirawat. Dan kini ia pergi untuk selama-lamanya di usia 62 tahun.
"Selamat jalan kakak kami terkasih.. Korrie Layun Rampan damai bersama Bapa di Sorga.. meninggal jam 8 di Jakarta. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka yayasan RS Cikini," tulis Anie S Milter, kerabat Korrie.
Korrie adalah sastrawan yang menghabiskan masa mudanya di Yogya. Ia berteman satu kelompok diskusi sastra bersama Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi A.G, dan lain lain.
Debut Korrie di Jakarta dimulai pada tahun 1978 sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Ia juga pernah menjadi penyiar di RRI dan TVRI Studio Pusat Jakarta. Pria yang lahir pada 17 Agustus 1953 ini juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Redaktur Pelaksana di Majalah Sarinah. Sejak Maret 2001, Korrie menjadi Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi koran Sendawar Pos. Koran ini terbit di Barong Tongkok, Kalimantan Timur. Ia juga pernah terlibat menjadi anggota Panwaslu Kabupaten Kutai Barat, dan kemudian menjadi anggota DPRD mewakili Kabupaten Kutai Barat pada periode 2004-2009.
Di kalangan sastrawan, Korrie terkenal sangat produktif menulis cerpen dan kritik sastra. Ratusan tulisannya berupa cerpen, esai, resensi buku, cerita film dan karya jurnalistiknya kerap meraih penghargaan dan dimuat dalam berbagai media. Karya Korrie yang paling terkenal di dunia sastra adalah "Angkatan 2000 Dalam Sastra Indonesia."
Kini Korrie berpulang. Kepergian Korrie menjadi satu kehilangan besar, karena negeri ini kembali kehilangan seorang tokoh sastra dan penulis yang produktif.