Peneliti: Hobbit adalah Homo Erectus dari Asia
Kamis, 19 November 2015 - 11:14 WIB
Sumber :
- REUTERS/James Fisher /Warner Bros Entertainment/Handout
VIVA.co.id
- Terkenal berkat penampilannya di film Lord of The Ring
, Hobbit diyakini sebagai spesies manusia dari Flores. Makhluk dengan tinggi 0,9 meter itu dipercaya sebagai Homo erectus dari Asia.
Peneliti percaya jika spesies itu sejatinya adalah manusia yang tinggi badannya menciut, karena terdampar di salah satu pulau di Indonesia, Flores. Mereka terdampar dikarenakan adanya bencana alam.
"Ini disebut dengan 'island effect' atau pengaruh pulau, yang terjadi karena populasi tersebut berevolusi di lingkungan yang terbatas. Kami meyakini hal ini setelah melakukan penelitian terhadap gigi fosil 'Hobbit' yang ditemukan di Flores. Ini menjadikan mereka sebagai spesies yang unik," ujar ketua tim peneliti Yousuke Kaifu, dari National Museum of Nature and Science di Tokyo.
Dilansir dari Daily Mail, Kamis, 19 November 2015, temuan Kaifu ini secara tidak langsung berseberangan dengan teori sebelumnya. Menurut teori sebelumnya, populasi di Pulau Flores adalah Homo sapiens yang mengalami kendala penyusutan ukuran badan karena penyakit microcephaly.
"Sampai saat ini, kami yakini, masih ada Hobbit yang hidup di antara populasi manusia sekarang, karena manusia modern kemungkinan besar kawin dengan Homo erectus Asia dalam skala kecil," kata Kaifu.
Fosil tengkorak yang diduga Hobbit, pertama kali ditemukan di Flores pada 2003. Usia tengkorak itu sekitar 18.000 tahun. Makhluk itu pun dinamakan Homo floresiensis, dan belakangan disebut juga sebagai Hobbit. Untuk menegaskan hal ini, peneliti membandingkan 40 gigi Homo floresiensis dengan milik 490 Homo sapiens.
"Kami temukan sebagian gigi Hobbit ini primitif dan sebagian lagi modern. Ini menunjukkan jika mereka adalah manusia modern dengan pertumbuhan yang terganggu. Gigi taring dan gigi sebelum geraham mereka terlihat primitif, sedangkan gigi geraham mereka terlihat lebih modern. Gigi ini juga tampak berbeda dibandingkan manusia awal, seperti Australopithecus dan Homo habilis," ujar Kaifu.
Kaifu dan timnya percaya jika nenek moyang Hobbit mengalami penciutan ukuran tubuh yang dramatis, dari 1,65 meter menjadi hanya 1,1 meter. Otak mereka pun menyusut dari 860 sentimeter kubik menjadi hanya 426 sentimeter kubik. Ini semakin menegaskan jika manusia memiliki hubungan keturunan dengan Hobbit yang berevolusi di Asia dan menyebar di seluruh dunia.
"Hobbit atau Homo floresiensis berkeluarga dengan spesies manusia zaman prasejarah, kemungkinan Homo erectus. Baik Homo erectus dan manusia modern (Homo sapiens) adalah keturunan dari Homo ergaster yang hidup 1,5 juta tahun lalu," ujar Kaifu.
Dia percaya, seharusnya garis keturunan manusia mengalami evolusi berupa pembesaran ukuran tubuh dan otak dari waktu ke waktu. Namun, adanya isolasi di sebuah pulau, keterbatasan lingkungan, bisa membalikkan tren ini. (art)
Baca Juga :
Mengenal Lucy, Nenek Moyang Manusia Modern
Baca Juga :
Inikah Spesies Baru Nenek Moyang Manusia
"Ini disebut dengan 'island effect' atau pengaruh pulau, yang terjadi karena populasi tersebut berevolusi di lingkungan yang terbatas. Kami meyakini hal ini setelah melakukan penelitian terhadap gigi fosil 'Hobbit' yang ditemukan di Flores. Ini menjadikan mereka sebagai spesies yang unik," ujar ketua tim peneliti Yousuke Kaifu, dari National Museum of Nature and Science di Tokyo.
Dilansir dari Daily Mail, Kamis, 19 November 2015, temuan Kaifu ini secara tidak langsung berseberangan dengan teori sebelumnya. Menurut teori sebelumnya, populasi di Pulau Flores adalah Homo sapiens yang mengalami kendala penyusutan ukuran badan karena penyakit microcephaly.
"Sampai saat ini, kami yakini, masih ada Hobbit yang hidup di antara populasi manusia sekarang, karena manusia modern kemungkinan besar kawin dengan Homo erectus Asia dalam skala kecil," kata Kaifu.
Fosil tengkorak yang diduga Hobbit, pertama kali ditemukan di Flores pada 2003. Usia tengkorak itu sekitar 18.000 tahun. Makhluk itu pun dinamakan Homo floresiensis, dan belakangan disebut juga sebagai Hobbit. Untuk menegaskan hal ini, peneliti membandingkan 40 gigi Homo floresiensis dengan milik 490 Homo sapiens.
"Kami temukan sebagian gigi Hobbit ini primitif dan sebagian lagi modern. Ini menunjukkan jika mereka adalah manusia modern dengan pertumbuhan yang terganggu. Gigi taring dan gigi sebelum geraham mereka terlihat primitif, sedangkan gigi geraham mereka terlihat lebih modern. Gigi ini juga tampak berbeda dibandingkan manusia awal, seperti Australopithecus dan Homo habilis," ujar Kaifu.
Kaifu dan timnya percaya jika nenek moyang Hobbit mengalami penciutan ukuran tubuh yang dramatis, dari 1,65 meter menjadi hanya 1,1 meter. Otak mereka pun menyusut dari 860 sentimeter kubik menjadi hanya 426 sentimeter kubik. Ini semakin menegaskan jika manusia memiliki hubungan keturunan dengan Hobbit yang berevolusi di Asia dan menyebar di seluruh dunia.
"Hobbit atau Homo floresiensis berkeluarga dengan spesies manusia zaman prasejarah, kemungkinan Homo erectus. Baik Homo erectus dan manusia modern (Homo sapiens) adalah keturunan dari Homo ergaster yang hidup 1,5 juta tahun lalu," ujar Kaifu.
Dia percaya, seharusnya garis keturunan manusia mengalami evolusi berupa pembesaran ukuran tubuh dan otak dari waktu ke waktu. Namun, adanya isolasi di sebuah pulau, keterbatasan lingkungan, bisa membalikkan tren ini. (art)
Baca Juga :
Nenek Moyang Manusia Menyebar karena Pengkhianatan?
Ini terjadi 100 ribu tahun lalu.
VIVA.co.id
26 November 2015
Baca Juga :