Berapa Jumlah Cadangan Air di Kerak Bumi?
Rabu, 18 November 2015 - 16:04 WIB
Sumber :
- huffingtonpost.co.uk
VIVA.co.id
- Banyak orang berpikir jika daur air berasal dari bawah bumi, atau air terjun, yang kemudian diserap oleh atmosfer dan ditumpahkan kembali lewat hujan. Tidak banyak yang mengetahui berapa sebenarnya volume air yang terdapat di bawah permukaan bumi.
Cadangan air dengan volume besar yang tersembunyi di kerak bumi dinamakan air tanah. Air itu berasal dari hujan masuk ke dalam celah dan retakan antara pasir, kerikil, dan batu menyerap ke permukaan bumi.
Baca Juga :
Akses Air Daerah Terpencil Akan Diperbanyak
Cadangan air dengan volume besar yang tersembunyi di kerak bumi dinamakan air tanah. Air itu berasal dari hujan masuk ke dalam celah dan retakan antara pasir, kerikil, dan batu menyerap ke permukaan bumi.
Manusia tidak bisa melihat air tanah ini, namun sebanyak dua miliar manusia di seluruh dunia mengandalkannya untuk menjadi sumber minum atau bercocok tanam. Air tanah ini memiliki peran penting untuk lingkungan.
Penelitian pada 1970 pernah menentukan jumlah volume air di planet bumi. Namun sejak 40 tahun studi itu terkuak, sampai sekarang belum ada data baru. Para ahli hidrogeologis pun memimpin penelitian terbaru untuk menentukan jumlah cadangan air tanah yang ada di bumi.
Dilansir melalui
LA Times
, Rabu, 18 November 2015, sebuah riset terbaru memprediksi jika kerak bumi menyimpan sekitar enam quintilliun air tanah di kedalaman sampai 1,2 mil dari permukaan bumi. Bahkan jika air tanah itu bisa dikeluarkan, semua benua bisa dipenuhi dengan air setinggi 182,8 meter. Tinggi itu hampir sama dengan ukuran dua kali patung Liberty.
"Peta dan prediksi kami menunjukkan tidak hanya volume tapi juga usia air di suatu wilayah. Ini untuk menjelaskan seberapa cepat daur hidup (pergantian) air tersebut," ujar Tom Gleeson, ahli hidrogeologi dari University of Victoria di Kanada.
Dari penelitian itu juga ditemukan adanya 3.700 pengukuran tritium di air tanah yang terdapat di 55 negara. Tritium adalah isotop radioaktif dari hidrogen yang melonjak dalam air hujan sekitar 50 tahun yang lalu sebagai hasil pengujian termonuklir atas tanah.
"Dari data ini kami temukan hanya ada 5,6 persen air tanah yang usianya lebih dari 50 tahun. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai dasar untuk dunia mencari cara merawat air tanah. Ini juga bisa menjadi patokan berapa lama air tanah bisa menjadi pasokan penting dalam hidup kita," ujar peneliti dari Rutgers University, Ying Fan.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Manusia tidak bisa melihat air tanah ini, namun sebanyak dua miliar manusia di seluruh dunia mengandalkannya untuk menjadi sumber minum atau bercocok tanam. Air tanah ini memiliki peran penting untuk lingkungan.