KPPU Temukan Kartel Beras Dan Daging, Ini Respons Jokowi

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo mendukung langkah Komisi Persaingan Usaha (KPPU) yang merekomendasikan pencabutan izin usaha bagi perusahaan yang melakukan praktik kartel, dan melakukan pengurangan pasokan komoditi penting ke pasar, sehingga mengakibatkan tingginya harga.

“Respons beliau sangat mendukung upaya-upaya KPPU untuk melakukan penegakan hukum di bidang pangan,” kata Ketua KPPU, Syarkawi Rauf, seperti dikutip pada laman Sekretariat Kabinet, Jumat, 13 November 2015. 

Syarkawi menjelaskan, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi hari ini, KPPU melaporkan hasil pantauannya di 11 provinsi sentra produksi beras nasional, baik yang ada di Sumatera, Jawa, sampai Papua. 

Hasilnya di setiap provinsi KPPU menemukan adanya lima pemain besar.
'Jokowi, Bongkar Mafia Impor Sapi India!'

“Pemain-pemain besar inilah yang menentukan harga,” kata Syarkawi, seraya menyebutkan, dampak dari persekongkolan itu beras menjadi langka di pasaran, dan harganya melonjak tinggi.
Impor Daging Sapi Bermasalah, KPK Diminta Awasi Bea Cukai

Dia menegaskan, kalau ada tindakan yang mengarah ke anti persaingan, maka sesuai perundangan yang berlaku, KPPU akan melakukan tindakan langsung.
Kartel Ayam, 12 Perusahaan Ini Terancam Ditutup

Sesuai arahan Jokowi, lanjut Syarkawi, KPPU akan menjatuhkan sanksi administrasi, dan merekomendasikan pencabutan izin usaha perusahaan yang bersangkutan.

Daging

Khusus untuk komodisi daging, Syarkawi mengatakan, bahwa pihaknya sudah menyidangkan 32 perusahaan yang diduga melakukan kartel daging sapi.

“Dua bulan ke depan akan ada keputusan resmi dari KPPU mengenai dugaan kartel daging sapi,” kata Syarkawi.

Ditambahkan Syarkawi, bahwa perusahaan tersebut berasal dari dalam negeri, tetapi menjalin hubungan dengan perusahaan asing.

Perusahaan tersebut, jelas Syarkawi, bersekongkol untuk menahan pasokan daging sapi hingga sampai ke rumah potong hewan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya