Pasangan Senang Selingkuh? Ini Penyebabnya
Kamis, 12 November 2015 - 11:38 WIB
Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id
- Pernah mendengar ungkapan, "Jika sekali saja Anda berselingkuh, maka kebiasaan ini akan terus Anda lakukan?".
Baca Juga :
Manfaat Hidup Melajang Menurut Penelitian
Kalimat itu bukan omong kosong belaka. Pasalnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa, banyak kecenderungan mereka yang berselingkuh juga akan menurunkan kebiasaan ini dalam hal genetik.
Baca Juga :
Penyebab Umum Lelaki Sulit Percaya pada Wanita
Berikut adalah penjelasan mengapa hal ini dapat terjadi, berdasarkan penelitian AsapSCIENCE, seperti dikutip dari laman Metro.
Dopamin
Hormon yang disebut sebagai hormon kesenangan ini bisa dirilis setelah seseorang berolahraga, makan makanan yang lezat, dan orgasme. Dopamin juga memainkan peran yang besar tentang keinginan seseorang ingin berselingkuh atau tidak.
Sekitar 50 persen orang yang memiliki varian alel panjang telah berselingkuh dari pasangan mereka, dibandingkan mereka yang memiliki alel pendek, yakni hanya sekitar 22 persen.
Orang dengan alel panjang juga lebih mungkin menjadi si pengambil risiko, dan lebih sering terlibat dalam perilaku yang sifatnya bersenang-senang, seperti minum alkohol berlebihan dan mengonsumsi obat-obatan.
Dalam istilah sederhana, ini berarti bahwa mereka yang senang berselingkuh memiliki variasi genetik dengan sifat tersebut. Ini menandai mereka memiliki tipe genetik 'perselingkuhan' sejak lahir.
Uang
Di luar aktor genetik, AsapSCIENCE mengatakan bahwa lelaki yang menghasilkan lebih banyak uang daripada pasangannya, mereka lebih mungkin untuk berselingkuh.
Dalam skala lain, lelaki juga lebih mungkin untuk berselingkuh jika mereka sering tinggal di rumah sementara istri mereka bekerja. Untuk menghindarinya, sebaiknya kedua pasangan, suami dan istri bisa menghasilkan jumah uang yang seimbang.
Hormon vasopressin
Mirip dengan oksitosin, hormon vasopressin memengaruhi kepercayaan, empati, dan ikatan sosial. Para ilmuwan telah melakukan penelitian di mana mereka menyuntikkan hormon ini pada hewan dan menemukan bahwa hewan tersebut lebih memilih untuk tetap monogami.
Studi pada manusia juga telah menunjukan dampak dari vasopressin. Dengan meneliti 7.000 pasangan kembar di Finlandia, peneliti menemukan bahwa perempuan yang berselingkuh memiliki varian gen yang tingkat hormon vasopressinnya rendah.
Hal emosional
Jelas, hal-hal emosional sangatlah berpengaruh terhadap perselingkuhan. Masalah yang belum terselesaikan, perasaan yang masih tersimpan dari hubungan masa lalu, dan masalah dengan keintiman, semua akan berdampak pada apakah seseorang akan berselingkuh.
Pelajaran dari semua ini, mungkin bukan ide yang bagus untuk menjalani hubungan dengan seseorang yang memiliki sejarah panjang dalam perselingkuhan.
Baca Juga :
Gaji Lebih Kecil dari Pasangan, Lebih Potensial Selingkuh
Berkaitan dengan umur dan ekonomi.
VIVA.co.id
11 Agustus 2016
Baca Juga :