Cara Mien R Uno Lestarikan Budaya Indonesia
Jumat, 6 November 2015 - 11:16 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Linda Hasibuan
VIVA.co.id
- Setiap orang mengenal kebaya sebagai salah satu pakaian khas Indonesia. Jenis pakaian ini sungguh lekat dan identik dengan kecantikan serta keanggunan wanita Indonesia.
Perkembangan model kebaya pun semakin hari semakin berkembang, sehingga tidak lagi dianggap pakaian kuno yang ketinggalan zaman. Para desainer andal pun mulai melirik kebaya sebagai modifikasi fesyen antara modern dan tradisional.
Oleh karena itu, sangat tepat bila wanita yang bernama Mien R. Uno menuliskan kecintaannya terhadap kebaya dalam sebuah buku. Dalam buku yang berjudul
Kebayaku,
wanita yang dikenal sebagai pakar etika dan pengusaha ini memaparkan keanekaragaman serta keindahan budaya wastra Indonesia.
"Kecintaan saya terhadap kebaya muncul sejak kecil. Sebab, saya melihat ibu saya memadupadankan kebaya dengan berbagai kain wastra Indonesia, sehingga membuat saya paham betapa besarnya nilai kebudayaan yang harus kita lestarikan," ujar Mien R. Uno saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis, 5 November 2015.
Dia menambahkan bahwa buku
Kebayaku
bertujuan menjadi bagian dari upaya pelestarian kebaya sebagai busana nasional wanita Indonesia yang bernilai tinggi. Hadirnya buku
Kebayaku
diharapkan dapat menginspirasi perempuan Indonesia untuk memadupadankan kebaya tanpa meninggalkan nilai kearifan budaya itu sendiri.
Buku yang telah terbit pada November 2014 ini berisikan tentang sejarah singkat pakem kebaya seiring perkembangan kebaya nasional yang begitu pesat. Wanita berusia 74 tahun ini juga mengapresiasi kreativitas para perancang dalam menggali dan mengadaptasi kebaya yang dinamis seiring modernisasi zaman.
Baca Juga :
Nafas Nusantara dalam Kebaya Modern
Tidak hanya itu, buku
Kebayaku
ini juga dipamerkan di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 belum lama ini dan mendapatkan sambutan yang istimewa. Sebab, banyak orang di luar sana yang tertarik dan ingin mengenal kebaya lebih jauh.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tidak hanya itu, buku