Studi: Berlian Melimpah di Perut Bumi

Bongkahan batu dari Rusia yang berisi 30 ribu berlian
Sumber :
  • www.livescience.com

VIVA.co.id - Tim peneliti Universitas John Hopkins, Maryland Amerika Serikat mengungkan ada banyak berlian di bawah permukaan dalam bumi. Berlian ada di mana-mana dan melimpah di perut bumi.

Namun peneliti mengatakan berlian yang berlimpah di perut bumi itu bukan dalam tingkat seperti berlian yang dilihat pada umumnya. Berlian di perut bumi dalam tak terlihat secara kasat mata, berukuran bukan karat tapi mikron. Dengan demikian berlian di perut bumi harus menggunakan mikroskop untuk bisa melihatnya.

Dikutip dari Upi, Rabu 4 November 2015, untuk sampai pada kesimpulan keberlimpahan berlian di perut bumi, tim peneliti menganalisa pembentukan berlian.

Dalam teori tradisional, pembentukan berlian dikenal melalui dua cara. Pertama melalui oksidasi metana atau kedua pengurangan kimia karbon dioksida bersamaam dengan gerakan cairan dalam perut bumi. Pembentukan berlian melalui skema itu membutuhkan lebih dari keadaan geokomia yang unik. Kondisi tersebut bisa dibilang relatif jarang terjadi.

Namun dalam studi tersebut, peneliti menemukan ada skema lain yang memungkinkan pembentukan berlian hingga berlimpah ruah di perut bumi.

Dengan menggunakan model kimia, peneliti menunjukkan berlian dapat terbentuk karena air bergerak secara lambat hingga menjadi gerakan asam dari satu pembentukan batuan ke pembentukan batuan yang lain.

Skema pembentukan berlian ini membutuhkan tekanan intensif dan suhu ekstrem antara 899-1093 derajat celsius.

Salah satu penulis studi, Dimitri A Sverjensky mengatakan kondisi tekanan dan suhu ekstrim itu hanya terjadi di bagian dalam mantel bumi.

"Makin banyak orang mencari, maka mereka semakin menemukan berlian pada jenis batuan yang berbeda saat ini," kata Sverjensky.

Sverjensky yang merupakan pakar geokimia Universitas John Hopkins mengatakan berlian dengan mudah diakses karena terbawa oleh erupsi magma.

Erupsi itu mendorong berlian di perut bumi naik ke permukaan bumi. Dia menegaskan meski dalam perut bumi berlimpah dengan berlian tapi bukan berarti berlian itu akan mudah naik ke permukaan bumi.

Sverjensky mengatakan temuan studi timnya itu menjadi penting dalam membantu ilmuwan untuk memahami dinamika cairan perut bumi, gerakan lambat pada perut bumi dan setidaknya membantu memahami sebagian siklus karbon yang memungkinkan kehidupan di bumi.

"Cairan merupakan kaitan penting antara bagian dangkal dan dalam bumi. Untuk itulah kenapa studi ini penting dilakukan," ujar dia.

Studi ini telah dipublikasikan Nature Communications.

VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?