Jepang: Soil Cement Lebih Kuat Menahan Lahar Gunung Api
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id - Jepang memang telah memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menghadapi bencana. Mereka mengklaim memiliki teknologi yang bisa menahan lahar api akibat bencana gunung meletus.
Penahan lahar bisa memanfaatkan banyak material, mulai dari baja sampai beton. Sayangnya, di Indonesia, penggunaan bahan baja dianggap terlalu mahal, bisa empat kali lipat dari biaya menggunakan beton.
Sector Leader V dari Yachiyo Engineering (Yeo) Jepang, Junichi Fukushima mengatakan, Jepang memiliki teknologi baru, selain baja. Teknologi ini yang digunakan kembali untuk pembangunan Sabo Dam. Dinamakan Soil Cement Technology.
Diklaim oleh Junichi, dalam menggunakan teknologi Soil Cement, sedimen bisa memiliki kekuatan layaknya beton. “Tipe sedimen yang sudah mengendap ini, kalau dicampur soil, bisa membentuk kekuatan yang sama dengan beton,” ujar Junichi di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta, Selasa, 3 November 2015.
Junichi mengatakan, manfaat teknologi Jepang yang baru tersebut berguna untuk memudahkan dan mempercepat konstruksi. Soil tersebut berfungsi mempercepat pembekuan bangunan. “Ada sedimen yang mengendap, itu digunakan lagi (pakai soil), lalu dikeraskan dan hampir berkuatan seperti beton. Waktu yang dibutuhkan sampai memadat adalah setengah dari beton,” kata Junichi.
Jepang telah memberikan bantuan untuk mengantisipasi lahar Gunung Merapi di Yogyakarta, bernama Sabo Dam. Dam ini diklaim mampu menampung 2.000 meter kubik lahar. Saat ini, di wilayah tersebut, sudah ada sekitar 250 sabo dam yang dibangun sejak 2006 di bawah bantuan Japan Indonesian Cooperation Agency (JICA).
(mus)