Kepala BPPT: Tenaga Nuklir Efektif Jadi Pembangkit Listrik
Selasa, 3 November 2015 - 16:45 WIB
Sumber :
- Vivanews/AgusTH
VIVA.co.id
- Batu bara ternyata tidak terlalu efektif dan cenderung meracuni lingkungan sekitar. Oleh karena itu, nuklir dianggap sebagai pembangkit listrik yang lebih baik.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto. Bahkan ia mengatakan, sudah saatnya Indonesia beralih menggunakan bahan baku pembakit listrik, dari batu bara menuju nuklir.
Menurut Unggul, batu bara seringkali digunakan untuk pembangkit listrik. Padahal bahan bakar fosil tersebut tidak efektif dan meracuni lingkungan sekitar dengan polusinya.
"Batu bara itu output sama inputnya berbeda. Begitu juga dari segi keuntungannya. Lingkungan mudah tercemar akibat pembakaran batu bara ini," ujar Unggul, ditemui di Kantor BPPT usai peluncuran buku Outlook Energi dengan tema "Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan", Jakarta, Selasa, 3 November 2015.
Penggunaan listrik oleh masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga diperlukan daya yang melimpah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu, dengan skala masif, tentunya tenaga nuklir menjadi jawaban dari persoalan tersebut.
Baca Juga :
Energi Nuklir Masih Jadi Opsi Terakhir
Disampaikan Unggul, batu bara itu memiliki polusi tinggi dalam pembakarannya sehingga dapat mencemari udara di lingkungan. Bahkan, kata Unggul, biaya untuk membawa batu bara ke area pembangkit listrik dianggap pemborosan.
"Misalnya, batu bara 100 ton yang efektif jadi listrik itu hanya 30 persen, sisanya dibuang ke udara dalam bentuk panas. Jadi, ongkosnya habis di jalan," jelas dia.
Padahal, Unggul mengemukakan, sejumlah negara sudah memanfaatkan tenaga nuklir untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
"Di Perancis itu 60 persen listriknya berasal dari tenaga nuklir. Jepang, yang mulanya ingin mematikan, ternyata tidak. Kalau, mereka (Jepang) jadi mematikan maka tidak jalan itu transportasi keretanya," tutur Unggul.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Disampaikan Unggul, batu bara itu memiliki polusi tinggi dalam pembakarannya sehingga dapat mencemari udara di lingkungan. Bahkan, kata Unggul, biaya untuk membawa batu bara ke area pembangkit listrik dianggap pemborosan.