PLTA Tak Beroperasi Maksimal, PLN Lakukan Pemadaman Bergilir
Jumat, 30 Oktober 2015 - 12:33 WIB
Sumber :
- ANTARA/Idhad Zakaria
VIVA.co.id
- Musim kemarau panjang berdampak negatif terhadap operasi beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Hal ini menyebabkan berkurangnya pasokan listrik dari beberapa PLTA.
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Perusahaan pelat merah pun terpaksa melakukan pemadaman bergilir di beberapa lokasi. Pelaksana Tugas Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, mengatakan di Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan, mengalami defisit daya pada waktu beban puncak (pukul 18.00-22.00).
"Terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergiliran, maksimal tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktivitas pelanggan," kata Bambang, di Jakarta, dikutip dalam keterangannya, Jumat, 30 Oktober 2015.
Bambang mengatakan, PLTA Cirata 1.000 MW dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. "Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa," kata dia.
Selain itu, Bambang mengatakan, sejak 28 Oktober 2015, terjadi gangguan pada main transformer pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Unit 7 dan Unit 8 berkapasitas 1.200 MW yang dioperasikan oleh Paiton Energy Company (PEC).
Beberapa pembangkit besar, seperti PLTU Indramayu, PLTU Suralaya, dan PLTU Pelabuhan Ratu, pun mengalami hal serupa.
Alhasil, dalam dua hari terakhir, terjadi defisit listrik di Jawa dan Bali sekitar 1.000 MW pada beban puncak. Sekadar informasi, beban puncak sistem kelistrikan Jawa-Bali sekitar 23.900 MW.
"Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan," kata dia.
Bambang mengatakan, bahwa BUMN listrik ini akan mempercepat perbaikan pembangkit. Mereka pun meminta agar masyarakat juga turut berpatisipasi dalam mengurangi defisit daya.
"PLN juga mohon partisipasi pelanggan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan, terutama pada waktu beban puncak. Hal ini sangat signifikan untuk mengurangi defisit daya," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bambang mengatakan, PLTA Cirata 1.000 MW dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. "Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa," kata dia.