Batal ke Silicon Valley, Jokowi Lolos dari 'Jebakan Batman'
- REUTERS/Jonathan Ernst
VIVA.co.id - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempersingkat kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat (AS) - termasuk - mendapat sambutan positif dari pengamat teknologi. Sebab, dengan demikian Jokowi tidak terkena 'jebakan batman' di tempat bos-bos teknologi global tersebut.
"Harus diapresiasi langkah Presiden Jokowi untuk tidak terkena jebakan batman di Silicon Valley," ujar Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, kepada VIVA.co.id, Selasa, 27 Oktober 2015.
Jebakan yang dimaksud Heru adalah para bos teknologi Amerika akan memanfaatkan kunjungan Jokowi di Silicon Valley untuk melobi Presiden RI agar mereka tidak diwajibkan membuka pusat data di Indonesia maupun meningkatkan kontribusi bagi pendapatan digital RI. Namun kunjungan itu akhirnya batal.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi harus mempersingkat kunjungannya ke negeri Paman Sam. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu harus mengurusi kabut asap di Indonesia yang semakin parah, usai mendapat laporan dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukam), Luhut Pandjaitan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mempercepat kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) yang hanya mengunjungi wilayah East Coast saja. Keputusan tersebut dilakukan karena Jokowi mendapat informasi kabut asap di Indonesia semakin parah.
Informasi itu Jokowi dapatkan setelah menghubungi Menteri Koordinator Politik, hukum, HAM (Menkopolhukam) Luhut Pandjaitan. Disebutkan, titik api di Sumatera Selatan mencapai 366 dan Kalimantan Tengah ada 146 titik.
Melihat kondisi tersebut, Jokowi memutuskan batal terbang ke West Coast atau mampir ke Silicon Valley, tempat bos-bos teknologi global berkumpul. Meski demikian, ia tetap mendelegasikan para menterinya, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara.
"Saya tugaskan Menkominfo, Mendag, Kepala BKPM, Kepala Badan Ekonomi Kreatif untuk meneruskan bertemu dengan CEO yang ada di sana," kata Jokowi dikutip dari situs Setneg.go.id.
Heru melanjutkan, saat ini ia berharap para utusan menteri yang bertemu dengan bos teknologi global, tidak harus terjebak dengan 'jebakan batman' juga.
"Tinggal tergantung menteri-menteri dan Badan Ekonomi Kreatif yang ke sana, agar juga tidak membuat keputusan apa-apa, terkait keinginan bos-bos teknologi informasi dunia," ucapnya.
Mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) itu mengungkapkan, utusan Jokowi tersebut harus telebih dahulu mencermati dengan seksama apa yang ditawarkan oleh perusahaan teknologi global, apa keuntungan yang diraih Indonesia bila menjalin kerjasama dengan mereka.
"Sebab dalam banyak kasus kita hanya dijadikan pasar. Padahal sekarang kan sharing economy, ekonomi berbagi yang saling menguntungkan," kata dia.
Dalam kunjungan ke Silicon Valley, Menkominfo Rudiantara mengajak para petinggi perusahaan teknologi lokal, mulai dari Nadiem Makarim (Go-Jek), William Tanuwijaya (Tokopedia), Andrew Darwis (Kaskus), petinggi Traveloka, dan MatahariMall.
"Kami akan pertemukan lima kapital ventura internasional dan lima perusahaan e-commerce yang sukses mencatat nilai kapitalisasi besar. Kami biarkan mereka bicara nanti," ujar Rudiantara, sebelum keberangkatannya ke AS. (ren)