Racun Tawon Bisa Bunuh Sel Kanker

Lebah pembunuh Afrika (Africanized bee)
Sumber :
  • huffpost.com

VIVA.co.id - Penyakit merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Berbagai terapi pengobatan dimunculkan untuk secara efektif membunuh penyakit tersebut.

Kini, tim peneliti internasional yang dipimpin University of Leeds, Inggris telah menemukan bisa dimanfaatkan untuk membunuh kanker.

Dikutip Labnews, Kamis 22 Oktober 2015, tim peneliti internasional yang tergabung dalam universitas tersebut mengatakan, racun tawon Brasil, Polybia paulista bisa dipakai untuk secara selektif membunuh sel kanker tanpa membahayakan sel normal.

Peneliti mengatakan, saat mendalami tawon Brasil tersebut, tim menemukan racun Polybia-MP1 yang berisi bahan pembunuh kanker.

"Terapi kanker yang menyerang komposisi lipid (molekul lemak) membran sel akan menjadi kelas baru obat antikanker," ujar Paul Beales, peneliti Sekolah Kimia Universitas Leeds.

Dalam studinya, tim menemukan racun Polybia-MP1 berinteraksi dengan lipid, yang secara abnormal didistribusikan pada permukaan sel kanker. Interaksi itu kemudian menciptakan lubang menganga yang memungkinkan molekul mempunyai peran penting dalam fungsi sel kanker bocor keluar.

Dengan demikian, peneliti mengatakan, skema ini memungkinkan dipakai untuk mengembangkan terapi kombinasi untuk melawan sel kanker secara simultan.

Uji coba peneliti menunjukkan racun tawon tersebut menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan kandung kemih. Uji coba ini juga bisa menjadi obat yang melawan sel leukimia. Peneliti yakin, racun Polybia-MP1 secara selektif merusak sel kanker sebagai hasil dari sifat unik membran sel kanker.

"(Racun) hanya hitungan detik, pori-pori besar ini cukup besar untuk memungkinkan molekul penting seperti RNA (asam ribonukleat) dan protein untuk mudah melarikan sel," kata João Ruggiero Neto, peneliti pembantu dari São Paulo State University, Brasil.

Untuk selanjutnya, peneliti berencana untuk mengubah urutan asam amino racun tawon tersebut guna menyelidiki bagaimana struktur racun itu berkaitan dengan fungsinya.

Peneliti berharap untuk lebih meningkatkan selektivitas dan potensi racun MP1 bagi tujuan klinis.

Kanker, Penyakit Mahal yang Umum di Negara Miskin

Studi ini telah dipublikasikan di Biophysical Journal.