Mengunjungi Planetarium Tertua di Dunia
Selasa, 20 Oktober 2015 - 14:19 WIB
Sumber :
- Planetarium-friesland.nl
VIVA.co.id - Siapa yang bisa menyangka bahwa planetarium tertua, tempat yang biasa dikunjungi saat karyawisata justru tidak sebesar planetarium yang ada saat ini. Dilansir dari laman Amusing Planet, planetarium tertua terletak hanya di sebuah ruang tamu kecil dari dua rumah yang menyatu di sebuah kota bernama Franeker, Belanda.
Baca Juga :
Pemalang Siap Tawarkan Desa Wisata Cikendung
Rumah tersebut adalah milik Eise Eisinga, seorang tukang pembuat wool dari abad ke 18. Eisinga membangun model mekanik luar biasa tersebut dari sistem tenaga surya (juga disebut rumah pertunjukan planet) untuk menunjukkan pada warga di daerahnya bagaimana sebenarnya surga bekerja.
Baca Juga :
Jemput Wisatawan, Pemalang Akan Bangun Bandara
Planetarium Eisinga dibangun pada saat bangsa sedang di cekam oleh panik dan histeris. Situasi mencekam tersebut berawal dari buku kecil yang diterbitkan tahun 1774 oleh Pendeta Belanda bernama Eelco Alta dari desa Frisian, Bozum. Alta membuat prediksi menyeramkan tentang akhir dunia. Dan Eisinga membangun planetarium untuk membuktikan bahwa teori Alta salah.
Planetarium Eisinga "menggantung" di langit-langit- sebuah bola emas dengan ukuran lebih besar dari baseball, mewakili matahari. Kemudian turun ke bagian tengah langit-langit terdapat sejumlah bola yang lebih kecil mewakili planet. Sebuah jam pendulum dan sejumlah peralatan mekanik lainnya di rancang olehnya sendiri.
Eisinga semula berharap bisa menyelesaikan planetarium miliknya tersebut dalam waktu enam bulan, namun ternyata membutuhkan waktu tujuh tahun lebih lama, dan Planetarium Eisinga akhirnya selesai di bangun pada tahun 1781.
Planetarium tersebut dikunjungi banyak orang sejak pertama kali dibuka. Raja William I mengunjungi planetarium tersebut pada tahun 1818, dia juga terkesan hingga kemudian membawanya pada pemerintah Belanda.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Eisinga semula berharap bisa menyelesaikan planetarium miliknya tersebut dalam waktu enam bulan, namun ternyata membutuhkan waktu tujuh tahun lebih lama, dan Planetarium Eisinga akhirnya selesai di bangun pada tahun 1781.