Meriahnya Kirab Budaya Gotong Toapekong
Selasa, 20 Oktober 2015 - 08:45 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
- Kirab budaya dan ruwat Bumi dengan gotong toapekong dalam rangka memperingati Se Jit atau ulang tahun Dewa Fat Cu Kung di Jalan Kemenangan VII Glodok, Tamansari, Jakarta Barat berlangsung pada Minggu 18 Oktober 2015 di kawasan Glodok, Jakarta Barat. Kirab budaya ini diikuti 90 perwakilan vihara di Indonesia.
Kirab budaya dan ruwat Bumi gotong toapekong dilepas oleh Wali Kota Jakarta Barat, HM Anas Efendi mewakili Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. "Bagi masyarakat Tionghoa, Dewa Fat Cu Kung adalah dewa rezeki dan dianggap manusia bijaksana. Oleh karena itu, saya berharap masyarakat Tionghoa dapat mengikuti jejak kehidupannya," ujar Anas.
Arak-arakan atau kirab melintasi beberapa jalan mulai Jalan Kemenangan VII, Jalan Toko Tiga, Jalan Pintu Kecil, Jalan Asemka, Jalan Pintu Besar Utara, Jalan Kali Besar Timur, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Gajah Mada, dan kembali ke Jalan Kemenangan.
Kegiatan kirab budaya diawali dengan ritual mulai pukul 11.00 WIB di Kelenteng Fat Cu Kung Bio, Glodok. Kemudian, mengeluarkan kongco yang dibawa dari daerah masing-masing.
Kongco tersebut kemudian dipersiapkan di atas "kio" atau tandu di Sekolah Ricci, Jalan Kemenangan VIII untuk persiapan kirab dan sekitar pukul 13.00 WIB acara kirab mulai diberangkatkan dari halaman Kelenteng Fat Cu Kung Bio menuju Museum Fatahillah dan kembali lagi ke Kelenteng.
Satu per satu kongco diarak masing-masing kelompok mengelilingi kawasan Gajah Mada dengan diiringi musik genderang yang meriah. Peserta yang memikul kongco berjalan sambil mengikuti alunan musik.
Selain arak-arakan Kongco, kirab ini juga diikuti kesenian tradisional dari berbagai daerah, di antaranya pertunjukan ondel-ondel-ondel, tanjidor, reog dan berbagai kesenian lainnya.
Baca Juga :
Anak-anak di China pun Demam Drama Korea
Komisaris Umum Perhimpunan Tempat Ibadah Tridharma se-Indonesia, Gunawan Putra Wirawan mengungkapkan, tujuan dari acara kirab ini adalah untuk melestarikan budaya yang ada di Indonesia.
"Untuk melestarikan budaya yang ada di Indonesia, seperti budaya Tionghoa di antaranya barongsai, Liong, kemudian ada dari Jawa tengah yaitu reog. Selain itu, ada dari Jakarta, pertunjukan ondel-ondel, dan tanjidor," kata Gunawan.
Baca Juga :
Tiga Poin Protes RI ke China Atas Insiden Natuna
Selain itu, sebagai simbol pemanjatan doa bersama agar wilayah Jakarta khususnya sekitar Kelurahan Glodok diberikan kemakmuran dan kedamaian.
Menjelajahi Budaya Jawa di Museum Ullen Sentalu
Di dalam museum ini kita akan merasakan kembali ke masa dahulu.
VIVA.co.id
8 Agustus 2016
Baca Juga :