Matahari 'Bocor', Muncul Lubang Raksasa Setara 50 Bumi
- www.space.com/NASA/SDO
VIVA.co.id - Sebuah gambar dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjukkan adanya 'kebocoran' pada . Gambar pesawat pengorbit NASA, Solar Dynamics Observatory, menunjukkan pada permukaan paling atas dan medan magnetik pusat Tata Surya itu terdapat raksasa menganga. Lubang tersebut bila diukur setara dengan 50 kali bumi.
Dikutip dari Space.com, Senin 19 Oktober 2015, tersebut memungkinkan pelepasan angin surya super cepat yang bisa memicu aurora di langit bumi dalam beberapa malam.
Gambar bocoran yang diambil pada 10 Oktober itu menunjukkan gelombang panjang ultraviolet yang belum pernah dilihat oleh manusia. Lubang itu tidak mampu dilihat dengan pengamatan konvensional sebab mata pengamat akan rusak jika melihat matahari.
Kebocoran pada medan magnetik matahari juga memungkinkan mengalirkan partikel dengan kecepatan hingga 800 Km per detik. Kecepatan ini bisa mengakibatkan rantai badai geomagnetik sepanjang hari yang memukul bumi.
Dampak dari badai geomagnetik yaitu menciptakan penampakan cahaya di bagian bumi utara. Penampakan yang dimaksud yaitu cahaya aurora yang sering terlihat pada malam hari di bagian bumi paling utara. Bahkan penampakan aurora ini bisa makin terang dan makin luas sampai lebih ke selatan dibanding dari area aurora biasanya.
Dua pekan lalu, pusat pemprediksi cuaca antariksa National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) di Colorado, AS memprediksi aurora akan terlihat di area Pennsylvania, Iowa and Oregon di AS meski dalam kualitas aurora yang lebih rendah.
Badai geomagnetik dan aurora juga bisa disebabkan oleh fenomena matahari yang lain misalnya nyala matahari dan coronal mass ejections (CME). Diketahui CME merupakan semburan panas yang masif dari matahari dan peningkatan medan magnetik di luar pusat matahari yang menyebar di seluruh ruang angkasa.
Nyala mahatari dan CME akan meledakkan material korona keluar karena adanya peningkatan aktivitas magnetik.
Peneliti NOAA menyebutkan lubang mahahari itu terus berkembang lambat di bagian wilayah luar barat permukaan matahari. Sementara angin surya akan tetap berlangsung kuat. Kondisi ini, kata pejabat NOAA, akan melahirkan badai geomagnetik kecil tambahan.