Ilmuwan Klaim Mampu Ciptakan Kulit Manusia

Robot wanita ini jadi karyawan toko
Sumber :
  • efefurto
VIVA.co.id
- Penggunaan jaringan kulit prostetik selama ini dianggap satu-satunya solusi untuk bisa melengkapi tubuh yang cacat, baik kaki atau tangan palsu. Sayangnya, prostetik dianggap tidak peka terhadap rangsangan.


Kini, para ilmuwan dari Amerika Serikat telah menciptakan kulit yang terbuat dari plastik. Kulit buatan ini diklaim bisa merasakan ‘sensasi’ sentuhan atau rabaan. Kulit tersebut terkesan seperti kulit asli.


Kulit ajaib itu, semisal ketika berjabat tangan, maka akan terasa ada tekanan ketika tangan mencengkram atau dilemaskan. Hal ini dikarenakan sinyal-sinyal sensorik ditransfer ke otak.


"Ini pertama kalinya ditemukan bahan kulit yang fleksibel, mampu mendeteksi tekanan dan juga mengirimkan sinyal komponen dari sistem saraf," ujar Zhenan Bao, salah seorang peneliti dari teknik kimia di Universitas Stanford, seperti dilansir
Business Standard
, Jumat, 16 Oktober 2015.


Kedua lapisan plastik, atas dan bawah, dilapisi oleh mekanisme yang menggunakan teknik mirip Jantung. Lapisan atas akan menciptakan mekanisme penginderaan dan lapisan bawah bertindak sebagai sikuit untuk membawa sinyal-sinyal listrik. Keduanya akan diterjemahkan ke dalam stimulus biokimia yang kompatibel dengan sel-sel saraf.


Lapisan atas, Bao menjelaskan, terdiri dari gabungan plastik dan karet, dengan miliaran karbon nanotube untuk menciptakan sensor pada plastik yang meniru kulit manusia. Inilah yang berfungsi mengirimkan informasi tekanan pulsa pendek listrik, mirip dengan kode Morse, ke otak.


Tim kemudian mengaitkan mekanisme tekanan 'perasa' tersebut ke kedua lapisan kulit buatan. Sirkuit elektronik fleksibel sehingga bisa membawa pulsa listrik ke sel-sel saraf.
Bintang Video Klip BTS Beraksi di Jakarta


Mengapa Jepang Terobsesi Robot? Di Kuil Ada Pendeta Android Mindar
Salah satu tantangan tim peneliti adalah, mereka harus membuktikan sinyal elektronik dapat diakui oleh neuron biologis.

Warga Surabaya Ciptakan Robot Penolong Saat Pandemi

Berkat teknik yang disebut optogenetik, dalam penelitiannya, tim merekayasa garis sel otak tikus untuk menstimulasikan bagian sistem saraf manusia. Dalam percobaan, mereka menerjemahkan sinyal tekanan elektronik dari kulit buatan menjadi sinyal cahaya, yang mengaktifkan sel-sel otak. Ini membuktikan bahwa kulit buatan bisa menghasilkan output sensorik kompatibel dengan sel-sel saraf.


Bao mengatakan, Optogenetik hanya digunakan sebagai bukti konsep eksprerimental. Metode lain untuk merangsang saraf kemungkinan akan digunakan pada perangkat prostetik nyata.


"Salah satu fungsi kulit yang mampu merasakan adalah, mereka bisa membedakan korduroi dan sutra, atau segelas air dingin dan secangkir kopi panas," tambah Bao.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya