Kisah Steve Jobs Tolak Undangan Rapat Presiden Obama
Jumat, 16 Oktober 2015 - 10:02 WIB
Sumber :
- Apple
VIVA.co.id
- Siapa tidak mengenal Steve Jobs. Dia berhasil memimpin Apple sehingga menjadi raksasa teknologi dan salah satu perusahaan bergengsi di dunia.
Baca Juga :
Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
Baca Juga :
Kiat Jadi Pengusaha Sukses ala Zaskia Adya Mecca
Salah satu keberhasilannya yang diakui dunia yaitu sukses mengembangkan produk-produk yang ramah kepada konsumen, dengan desain ramping tapi tetap elegan dan berkelas.
Dilansir dari Business Insider, Jumat, 16 Oktober 2015, salah satu kunci keberhasilannya dalam mengembangkan perusahaan yaitu mampu membuat setiap rapat yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.
Jobs konsisten menanamkan metode rapat yang dilakukan sederhana dan tak melibatkan banyak orang. Dia benci ketika rapat yang dihadirinya melibatkan banyak orang. Kenapa? Jobs meyakini, terlalu banyak pemikiran dalam rapat, akan membuat produk yang diproduksi perusahaannya jauh dari kesederhanaan.
Komitmen mengenai rapat tersebut dipengang kuat oleh Jobs selama hidupnya. Bahkan, dia diketahui pernah menolak keinginan Presiden Barack Obama saat diminta untuk menghadiri rapat di Gedung Putih, membahas perkembangan bisnis dan teknologi. Alasan Jobs kala itu sangat sederhana, daftar peserta dalam rapat tersebut terlalu banyak.
Meski tidak pernah melakukan rapat besar dengan seluruh stafnya, Jobs sangat memperhatikan kualitas seluruh tenaga ahli yang bekerja di Apple. Dalam sebuah kisah, Jobs dalam pertemuan mingguan dengan biro iklan Apple, memata-matai salah satu stafnya yang tidak teratur menghadiri rapat. Dia bertanya kepada stafnya tersebut dan mendengarkan jawabannya, setelah itu dengan sopan menyuruhnya keluar.
"Saya berfikir kami tidak membutuhkan Anda dalam rapat ini, terima kasih," ujar Jobs.
(mus)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Komitmen mengenai rapat tersebut dipengang kuat oleh Jobs selama hidupnya. Bahkan, dia diketahui pernah menolak keinginan Presiden Barack Obama saat diminta untuk menghadiri rapat di Gedung Putih, membahas perkembangan bisnis dan teknologi. Alasan Jobs kala itu sangat sederhana, daftar peserta dalam rapat tersebut terlalu banyak.