UU Privatisasi BUMN Hambat Perusahaan Masuk Bursa

Aktivitas di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Bursa Efek Indonesia menyebut hingga saat ini hanya 21 perusahaan pelat merah yang mencatatkan sahamnya, atau melakukan
initial public offering
(IPO) di BEI.

Jumlah tersebut dinilai masih minim, karena masih banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yang berpotensi memanfaatkan dana di pasar modal.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, menyayangkan hal tersebut. Sebab, dengan perusahaan melantai di bursa, kinerja perusahaan menjadi lebih produktif dan menjadi lebih transparan.

"Padahal, dari data menunjukkan setelah enam tahun perusahaan BUMN itu melakukan IPO, terjadi peningkatan kinerja," ujarnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi XI DPR, Jakarta, Kamis 15 Oktober 2015.

Tito mengungkapkan, banyak manfaat yang diperoleh jika perusahaan BUMN melantai di Bursa Indonesia. Di antaranya, berdasarkan pengalaman sebelumnya terjadi peningkatan dividen enam kali setelah enam tahun IPO.

Di samping itu, akan meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan. Bahkan, pembayaran pajak BUMN akan meningkat empat kali lipat sejak enam tahun IPO.

"Jadi, tidak benar privatisasi perusahaan BUMN akan mengurangi jumlah pegawai BUMN," tuturnya.

Pejabat yang Rangkap Jabatan di BUMN Diminta Buat LHKPN
Tito menambahkan, ada 13 perusahaan pelat merah yang melakukan IPO sebelum UU BUMN disahkan dan delapan perusahaan setelah UU itu disahkan. Dengan demikian, saat ini, hanya 21 perusahaan BUMN yang melantai di bursa.

Erick Thohir Klaim Temukan 53 Kasus Korupsi di BUMN
Hal tersebut, lantaran terdapat 25 proses tahapan IPO yang dinilai menghambat. "Sebab, setelah UU itu ada, ada 25 tahapan yang harus dilalui untuk IPO," tuturnya.

Hutama Karya Mohon Uang Muka Proyek Dikembalikan Jadi 20 Persen
Tito menjelaskan, paling tidak ada 13 pasal dalam UU BUMN yang menghambat IPO BUMN. Pihaknya mengusulkan ke depannya, agar ada revisi UU Privatisasi BUMN. "Jadi, bukan UU BUMN," tuturnya. (asp)
Visualisasi pengembangan organisasi BRI melalui BRIVolution 2.0

Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0

Manfaatkan momentum pandemi sebagai stimulus terjadinya pengembangan organisasi, BRI dorong implementasi BRIVolution 2.0

img_title
VIVA.co.id
24 Desember 2021