Telkomsigma dan Huawei Ingin Ganti Kertas dengan Cloud
Rabu, 14 Oktober 2015 - 21:51 WIB
Sumber :
- Telkomsigma
VIVA.co.id
- Tren penggunaan kertas telah mulai dihilangkan di kalangan korporasi dan institusi pemerintah. Telkomsigma juga ingin membantu menghilangkan ketergantungan ini, khususnya di sektor pendidikan.
Chief Executive Officer
(CEO) Telkomsigma, Judi Achmadi, mengatakan, perusahaannya ingin mendirikan landasan yang kuat untuk menuju pendidikan Indonesia yang tidak lagi bergantung pada kertas. Menurut Judi, mulai sekarang tenaga pengajar dan murid dapat mengunggah atau mengunduh materi pelajaran yang ingin digunakan dengan mudah.
"Kami mencoba memberikan solusi untuk sektor pendidikan berupa sistem penyimpanan yang canggih dan sesuai. Baik guru maupun murid dapat mengambil atau menyimpan, serta berbagi materi pelajaran ke semua peserta didik dengan memanfaatkan komputasi awan," ujar Judi, dalam keterangannya, Rabu, 14 Oktober 2015.
Menurut Judi, layanan penyimpanan dan solusi yang digunakan bisa mengandalkan penyimpanan komputasi awan
(cloud)
yang disediakan Telkomsigma dan Huawei.
Baca Juga :
Pendidikan Anak Harus Perhatikan Gaya Belajar
Baca Juga :
Orangtua, Ini Tips Memilih Sekolah Untuk Anak
"Di bisnis
storage
, Huawei salah satu yang diperhitungkan di dunia. Sebagai penyedia layanan
data center
dan
cloud computing
yang terkemuka, Telkomsigma serta Huawei akan secara aktif mempromosikan penetrasi dan pengembangan
cloud computing
di Indonesia," papar Judi.
Dalam laporan IDC untuk kuartal I-2015, perusahaan asal Tiongkok ini berada di peringkat ketujuh. Produk storage Huawei masuk dalam kuadran challenger di Gartner Magic Quadrant.
Ini bukan kali pertama Telkomsigma dan Huawei mengadakan kerja sama. Sebelumnya, pada kuartal I-2014, TelkomSigma juga menggandeng Huawei demi mengincar korporasi asal Tiongkok menggunakan data center miliknya.
TelkomSigma tahun ini membidik pendapatan sekitar Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun. Data Center memberikan kontribusi pendapatan sebesar 35 persen pada 2014, yang akan ditingkatkan menjadi 40 sampai 45 persen tahun ini.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Di bisnis