Ini Dia Penerima Nobel 2015 Bidang Ekonomi
Selasa, 13 Oktober 2015 - 13:07 WIB
Sumber :
- Reuters/ Dominick Reuter
VIVA.co.id - Seorang Profesor dari Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat, Angus Deaton memenangkan hadiah Nobel bidang ekonomi atas karya mengenai konsumsi, kemiskinan, dan kesejahteraan.
Pemikirannya tersebut, telah membantu pemerintah banyak negara untuk memperbaiki kebijakan melalui survei rumah tangga dan perubahan pajak.Â
Dilansir dari Reuters, Selasa 13 Oktober 2015, Royal Swedish Academy of Sciences, mengatakan atas penghargaan tersebut, ekonom kelahiran Inggris yang fokus pada sektor mikro ini mendapatkan uang senilai 8 juta crown Swedia, atau setara dengan US$978 ribu.Â
Baca Juga :
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
"Untuk merancang kebijakan ekonomi yang mempromosikan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan, kita harus terlebih dahulu memahami pilihan konsumsi individu. Lebih dari orang lain, Angus Deaton telah meningkatkan pemahaman ini," kata akademi itu.Â
Deaton (69) telah mempelopori penggunaan data survei rumah tangga di negara-negara berkembang, khususnya data tentang konsumsi, untuk mengukur standar hidup dan kemiskinan.Â
Profesor Ekonomi di Universitas George Mason yang juga seorang blogger, Tyler Cowen, mengatakan Deaton melihat pembangunan ekonomi lebih pada titik awal konsumsi daripada pendapatan.
"Pemikiran Deaton sebagai ekonom yang terlihat lebih dekat pada konsumsi rumah tangga miskin, untuk mendapatkan kebijakan yang lebih baik dari standar hidup, dan kemungkinan menjadi jalur untuk pembangunan ekonomi," Cowen menulis di blognya Revolusi Marginal.
Â
Menanggapi pemberian penghargaan ini, Deaton mengatakan, meskipun kemiskinan telah menurun tajam dalam periode 20-30 tahun. Dia tidak ingin terdengar optimistis tanpa dasar, jika berharap tren penurunan tersebut terus berlanjut.Â
"Sementara, saya mengharapkan hal-hal itu menjadi lebih baik, Anda harus tetap mengingat bahwa kita belum keluar dari hutan belantara (kemiskinan) itu. Dan, untuk banyak orang di dunia, kenyataannya keadaan memang buruk," ujarnya, saat memberikan keterangan persnya melalui sambungan telepon.Â
"Saya pikir tren peningkatan ketidaksetaraan, sangat mengkhawatirkan dalam berbagai konteks di seluruh dunia," tambahnya
Konteks tersebut, menurut dia, termasuk perubahan iklim dan politik. "Saya khawatir tentang sebuah dunia, di mana orang kaya bisa menulis aturan," kata Deaton yang juga merupakan profesor ekonomi dan urusan internasional itu.Â
Penghargaan Nobel bidang ekonomi ini secara resmi disebut Sveriges Riksbank Prize in Economic Sciences, dan diberikan untuk mengenang Alfred Nobel. Tetapi, penghargaan ini bukan bagian dari kelompok asli penghargaan yang ditetapkan oleh taipan dinamit Nobel pada 1895.Â
Profesor kelahiran Edinburgh dan memiliki dua kewarganegaraan, yaitu inggris dan AS ini berkelakar, para pejabat Nobel sangat bersusah payah memberitahunya mengenai kemenangannya, dan meyakinkannya, ini bukan lelucon. Dia tahu kalau dicalonkan, tetapi tidak menyangka penghargaan tersebut akan jatuh ke tangannya.Â
"Saya ingin kembali bekerja," ujarnya sambil berkelakar. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Profesor Ekonomi di Universitas George Mason yang juga seorang blogger, Tyler Cowen, mengatakan Deaton melihat pembangunan ekonomi lebih pada titik awal konsumsi daripada pendapatan.