Proyeksi Utang 2016 Turun Jadi Rp330 Triliun
Senin, 12 Oktober 2015 - 23:32 WIB
Sumber :
- REUTERS/Darren Whiteside/Files
VIVA.co.id
- Postur pembiayaan utang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dievaluasi dan dilakukan penyesuaian (
exercise
) berdasarkan pergeseran asumsi nilai tukar dolar AS. Hasilnya, terjadi penurunan angka pembiayaan utang.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Dilansir data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembayaran Risiko Kementerian Keuangan pada Senin 12 Oktober 2015, nilai tukar yang digunakan dalam proyeksi utang RAPBN 2016 adalah Rp13.900 per dolar AS dari yang sebelumnya Rp13.400 per dolar AS. Alhasil, proyeksi utang depan turun dari Rp330,73 triliun menjadi Rp329,93 triliun.
Dengan asumsi nilai tukar Rp13.900, diperoleh angka pembiayaan utang sebesar Rp329,93 triliun. Angka ini terdiri atas pembiayaan utang dari pinjaman luar negeri sebesar Rp398,2 miliar, surat berharga negara (SBN) Rp326,27 triliun, dan pinjaman dalam negeri Rp3,26 triliun.
Sebelumnya, ketika menggunakan asumsi nilai tukar sebesar Rp13.400, proyeksi pembiayaan utang pada tahun 2016 sebesar Rp330,73 triliun yang terdiri atas pinjaman luar negeri sebesar Rp1,198 triliun, SBN sebesar Rp326,67 trilun, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp3,26 triliun.
Sementara itu, defisit anggaran yang ditargetkan dalam RAPBN 2016 sebesar 2,15 persen. "Kami perlu pembiayaan dari utang dan non utang," kata Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembayaran Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, di DPR, Jakarta, Senin 12 Oktober 2015.
Robert mengatakan pihaknya akan mengarahkan pembiayaan tersebut untuk kegiatan produktif dan mendorong perekonomian. Selain itu, pembiayaan ini juga akan ditujukan untuk penguatan daya saing dan menjaga keseimbangan makro.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dengan asumsi nilai tukar Rp13.900, diperoleh angka pembiayaan utang sebesar Rp329,93 triliun. Angka ini terdiri atas pembiayaan utang dari pinjaman luar negeri sebesar Rp398,2 miliar, surat berharga negara (SBN) Rp326,27 triliun, dan pinjaman dalam negeri Rp3,26 triliun.