Rekam Suami Selingkuh, Istri di Saudi Terancam Dibui
Senin, 12 Oktober 2015 - 09:13 WIB
Sumber :
- inmagine
VIVA.co.id
- Seorang wanita di Arab Saudi mengaku geram karena menduga suaminya telah berselingkuh dengan perempuan lain. Sebab itu, dia sengaja merekam suaminya yang ternyata menggoda asisten rumah tangga mereka.
Harian The Independent, Minggu 11 Oktober 2015 melansir aksi tersebut direkam dengan menggunakan ponsel istrinya. Upaya itu ternyata membuahkan hasil. Dalam rekaman video, terlihat suaminya sedang berbicara kepada asisten rumah tangga mereka.
Tidak cukup, suaminya bahkan berulang kali mencium asisten rumah tangga itu. Merasa risih, asisten rumah tangga tersebut berupaya menepis kelakuan majikannya. Bahkan, dia terlihat berulang kali memohon agar tidak mengganggunya ketika bekerja.
Geram melihat kelakuan suaminya, sang istri menyebar video dari ponselnya itu. Video itu diberi keterangan: "hukuman minim bagi suami seperti ini yaitu dengan membuat skandal baginya".
Dengan cepat, video itu beredar di Arab Saudi. Menurut harian Saudi, Sada, tindakan sang istri didukung oleh publik luas.
"Saya salut kepada Anda, karena memiliki keberanian (untuk melakukan itu). Anda telah melakukan yang terbaik karena ada keperluan mendesak bagi Anda untuk membalas perbuatan itu," ujar seorang penulis blog, Al Yamama.
Kendati didukung publik, namun di mata seorang pengacara top Saudi, Majid Qaroob, wanita itu justru bisa diadukan ke polisi karena perbuatannya. Dia bisa dijatuhi hukuman penjara hingga satu tahun atau denda senilai 500 ribu riyal atau setara Rp1,8 miliar.
"Hukum ini (terkait tindak kejahatan teknologi informasi) termasuk hukuman yang keras bagi siapa pun yang menggunakan ponsel berkamera atau peralatan lainnya untuk mengabadikan foto kemudian digunakan untuk membuat nama orang lain rusak," ujar Majid.
Berikut potongan rekaman video yang diperoleh dari ponsel sang istri:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Hukum ini (terkait tindak kejahatan teknologi informasi) termasuk hukuman yang keras bagi siapa pun yang menggunakan ponsel berkamera atau peralatan lainnya untuk mengabadikan foto kemudian digunakan untuk membuat nama orang lain rusak," ujar Majid.
