Jiwasraya Pelopori Pembentukan EFT BUMN
Kamis, 1 Oktober 2015 - 11:42 WIB
Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Mendukung kemajuan pasar modal Indonesia, PT Asuransi Jiwasraya mempelopori pembentukan industri reksa dana bursa (ETF), melalui Premier ETF Indonesia State-Owned Companies (Premier ETF INDOSOC) (XICS).
Jiwasraya juga berinisiatif sebagai investor awal reksa dana bursa berbasis saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim, mengatakan hal ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam memajukan perusahaan BUMN, khususnya pengembangan pasar modal pemerintah terhadap saham-saham BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia.
"Apa yang kami lakukan ini, kiranya juga bisa dilakukan oleh BUMN asuransi, bahkan seluruh perusahaan di industri asuransi, serta perusahaan BUMN lainnya, dalam mengambil peluang dan menempatkan investasinya secara tidak langsung ke saham-saham emiten BUMN melalui ETF BUMN," ujarnya, di Gedung BEI, Kamis 1 Oktober 2015.
Sementara itu, Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo, melihat di tengah kondisi pasar modal saat ini yang cenderung bearish, atau tren menurun, dapat diartikan sebagai peluang, terutama untuk saham-saham BUMN dengan fundamental yang kuat dan berkapitalisasi besar sebagai pendorong pasar untuk bangkit.
Dia menuturkan, secara jangka panjang, Premier ETF INDOSOC juga bisa menjadi imbal hasil yang menarik.
Dia menambahkan, ETF BUMN adalah produk yang tepat untuk membantu investor turut serta mendukung pemerintah mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sambil menikmati pertumbuhan saham-saham BUMN.
"EFT BUMN dianggap lebih memudahkan bagi investor dalam berinvestasi ke saham-saham BUMN dalam jumlah berapa pun. Saat ini, sudah ada 20 saham BUMN yang dapat dibeli sekaligus, dibandingkan membeli saham BUMN secara sendiri-sendiri," tuturnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo, melihat di tengah kondisi pasar modal saat ini yang cenderung bearish, atau tren menurun, dapat diartikan sebagai peluang, terutama untuk saham-saham BUMN dengan fundamental yang kuat dan berkapitalisasi besar sebagai pendorong pasar untuk bangkit.