Bangun Kota Bebas Sampah di Atas Laut untuk 7.000 Warga
- Science Alert
VIVA.co.id - Jika suatu saat nanti tidak ada lagi lahan untuk pemukiman, kota apung bisa menjadi alternatif. Kota apung berarti sebuah hunian yang dibuat di atas permukaan laut.
Desain kota apung ini dibuat oleh arsitek asal Prancis, Jacques Rougerie, dan disebut dengan nama City of Meriens.
Awalnya, desain ini diciptakan untuk hunian para peneliti yang ingin melakukan observasi tentang laut. Namun karena bisa menampung ribuan, desain ini pun dianggap cocok untuk dijadikan kompleks hunian alternatif.
Dilansir melalui Science Alert, Selasa 29 September 2015, fasilitas riset masa depan ini berukuran 900 meter x 500 meter dan bisa dihuni 7.000 orang peneliti dan mahasiswa dari seluruh dunia.
Di dalamnya dilengkapi juga dengan laboratorium, ruang kelas, aula pertemuan, kamar tidur, dan beberapa area untuk hiburan dan olahraga. Ini dibuat agar peneliti betah berlama-lama melakukan riset.
"Desain ini kami buat agar bisa menahan badai dan kondisi cuaca yang keras di lautan. Meski strukturnya hanya memiliki tinggi 60 meter, namun jaraknya 120 meter dari permukaan laut, sehingga mampu membuatnya tetap stabil," ujar Rougerie.
Ukurannya yang besar juga memungkinkan untuk menjadi tempat bersandar fasilitas atau kapal penelitian lain, seperti lab SeaOrbiters yang juga menjadi desain impian Rougerie.
Di kedua sisinya pun bisa dibangun budidaya laut yang bisa juga untuk penelitian. Sayap pada kapal pun bisa difungsikan sebagai rumah hidroponik untuk memelihara tumbuhan buah atau sayur sebagai suplai makanan yang dibutuhkan di atas kota.
"Ini ditujukan untuk peneliti, akademisi dan mahasiswa yang ingin mengeksplorasi laut. Mereka akan memiliki kontak permanen dengan laut, akses ke bawah laut. Semua pihak, dari seluruh dunia bisa bergabung di sini karena desainnya diperuntukkan bagi kota internasional sesuai standar PBB," papar Rougerie.
Dijelaskannya, semua rancangan kota ini dibuat 100 persen berkelanjutan dan bekerja secara otomatis. Dioperasikan dengan energi laut yang diperbaharukan, serta bebas sampah.
Sayangnya, kota ini baru konsep. Namun Rougerie optimis desainnya bisa menjadi kenyataan pada 2050 dan semua peneliti akan pindah ke tempat itu.
Rougerie saat ini sedang membuat lab SeaOrbiter dengan desain 12 lantai. Enam di antara lantai itu akan berada di dalam permukaan air. Butuh dana sekitar US$50 juta untuk mewujudkannya yang kemungkinan akan beroperasi di 2015. (ase)