Hanggar 4 Garuda Telah Biaya Rp550 Miliar
Senin, 28 September 2015 - 16:12 WIB
Sumber :
- Istimewa
VIVA.co.id
- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia menambah kapasitas perawatan pesawat lewat pembangunan hanggar baru, yaitu Hanggar 4. Fasilitas ini dibangun untuk merawat pesawat berbadan kecil (
narrow body
). Pembangunan hanggar ini pun menelan biaya puluhan juta dolar AS.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Richard Budihadianto, mengatakan hanggar tersebut berlokasi di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Konsep desain Hanggar 4 adalah tipe butterfly, terdiri dari dua wing, dan area perkantoran, serta workshop di bagian tengah.
"Konsep ini berangkat dari keinginan untuk memiliki hanggar berstandar internasionalm dengan desain yang kreatif. Selain itu, dari sisi operasional juga dipandang lebih efektif, karena movement pesawat lebih fleksibel," kata Richard dikutip dalam keterangannya, Senin 28 September 2015.
Dia mengklaim, desain hanggar 4 cukup unik dan berbeda dari ketiga hangar lain yang dimiliki GMF, diikuti pula dengan konsep ramah lingkungan yang diterapkan. Konsep bangunan ramah lingkungan pada Hanggar 4 ini merupakan bentuk kepedulian GMF terhadap bumi.Â
Konsep ini diwujudkan dalam konstruksi khusus pada bagian-bagian Hanggar 4, seperti skylight pada atap dan kaca panasap pada sisi samping hanggar untuk memaksimalkan pencahayaan, lantai dua (kantor) curtain wall dengan tipe kaca laminated untuk memaksimalkan sirkulasi cahaya dengan kesan modern dan transparan.Â
Kisi-kisi alumunium yang berfungsi untuk meminimalisasi turbulensi udara, bentuk yang tumpul pada sudut atap untuk membantu mengalirkan udara, agar tidak terjadi benturan keras pada fasad, serta pengguna Metal Halide (MH) lamps pada hangar untuk menghasilkan warna putih dengan kualitas baik dan konsumsi listrik yang rendah.
"Kami berharap, ke depannya Hanggar 4 ini mendapat sertifikasi Green Building oleh Green Building Council Indonesia, dan diikuti oleh sertifikasi internasional," kata dia.
Telan biaya Rp550 miliar
Dihubungi terpisah, Corporate Secretary GMF AeroAsia, Aryo Wijoseno, mengatakan total biaya pembangunannya sebesar US$50 juta. Â
"Bangunannya sekitar US$43 juta dolar, atau sekitar Rp550 miliar. Biaya pembangunan bangunannya berasal dari pinjaman BNI," kata Aryo ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta.
Richard mengklaim pembangunan Hanggar 4 yang seluruh pembangunannya dikerjakan oleh putera-puteri bangsa Indonesia ini merupakan hanggar pesawat narrow body terbesar di dunia, setelah predikat hangar terbesar di dunia sebelumnya dipegang oleh Turkish Technic di negara Turki.Â
Luas area Hanggar 4 adalah 67.022 meter persegi, dengan 64 ribu m2 area produksi dan 17.600 m2 area perkantoran. Kapasitas Hanggar 4 dapat merawat belasan pesawat narrow body secara bersamaan dengan satu bay untuk fasilitas painting pesawat.
"Hanggar 4 dapat mengakomodir sebanyak enam belas pesawat narrow body secara paralel yang meliputi pekerjaan perawatan ringan maupun berat, modifikasi winglet, perbaikan struktur, modifikasi interior pesawat, pengecatan dan perawatan lainnya," kata dia.
Untuk memaksimalkan kesiapan operasionalnya, utilisasi Hanggar 4 akan dilaksanakan secara bertahap, dan Hanggar 4 akan mencapai Full Capacity (16 slot operationalized) di 2018.Â
Pada 2016, diperkirakan sebanyak 209 pekerjaan perawatan pesawat akan dilaksanakan di hanggar ini, dan akan bertambah menjadi 250 pekerjaan pada 2017, dan 313 pekerjaan pada 2018.Â
Proyek pekerjaan perawatan pesawat tersebut meliputi perawatan ringan, perawatan berat, modifikasi winglet, perbaikan struktur, modifikasi interior pesawat, pengecatan pesawat, dan perawatan lainnya.
Jumlah manpower yang terlibat dalam pekerjaan perawatan pesawat di Hanggar 4 diproyeksikan akan mencapai 438 orang dalam tiga tahun kedepan. Di 2016, diproyeksikan 121 orang, tahun 2017 sebanyak 79 orang, dan di 2018 sebanyak 238 orang.
Dari 167 pekerjaan perawatan pesawat pada hanggar narrow body yang dimiliki GMF AeroAsia saat ini, dengan adanya Hanggar 4 maka penambahan pekerjaan perawatan pesawat diproyeksikan bertambah sebesar 146 pekerjaan hingga 2018, sehingga pekerjaan perawatan narrow body di GMF yang saat ini 167 menjadi 313 Â pekerjaan, atau dengan kata lain mengalami kenaikan 87 persen pada 2018.
Hanggar dengan kapasitas enam belas lines ini diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Konsep ini berangkat dari keinginan untuk memiliki hanggar berstandar internasionalm dengan desain yang kreatif. Selain itu, dari sisi operasional juga dipandang lebih efektif, karena movement pesawat lebih fleksibel," kata Richard dikutip dalam keterangannya, Senin 28 September 2015.