Mantan Staf SBY Pesimistis Jokowi Segera Tekan Kemiskinan
Minggu, 27 September 2015 - 16:46 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Mantan Staf Khusus (Stafsus) Presiden bidang Ekonomi periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Firmansyah, mengatakan angka kemiskinan di Indonesia diperkirakan kedepannya akan bertambah banyak. Dari situ, dia sangat pesimistis dapat ditekan di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam waktu dekat.
Menurut Firmansyah, kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan saat ini dengan mata uang rupiah melemah, angka pengangguran bertambah, fenomena kemarau panjang atau El Nino, ditambah bencana kabut asap membuat orang miskin di Tanah Air semakin banyak.
Baca Juga :
Agama dan Masalah Kemiskinan
Baca Juga :
25 Negara Termiskin di Dunia
Menurut Firmansyah, kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan saat ini dengan mata uang rupiah melemah, angka pengangguran bertambah, fenomena kemarau panjang atau El Nino, ditambah bencana kabut asap membuat orang miskin di Tanah Air semakin banyak.
Firmansyah menyatakan semestinya pengentasan kemiskinan menjadi perhatian utama pemerintah. Sebab, angka kemiskinan Maret 2015 yang meningkat menjadi 11,22 persen sudah melewati asumsi jumlah kemiskinan, yang dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara Perubahan (APBNP) 2015, sebesar 10,3 persen.
"‎Jadi ini menurut saya perlu menjadi perhatian lebih khusus bagi pemerintahan," kata dia dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu, 27 September 2015.
Rektor Universitas Paramadina ini mengatakan, jika nanti dilakukan survei kembali untuk melihat angka kemiskinan periode September 2015, hampir diyakinkan angkanya akan semakin meningkat. Sebab, saat ini terdapat fenomena El Nino yang melanda beberapa daerah di Tanah Air.
"Karena ada fenomena El Nino di banyak daerah, ditambah persoalan asap dan kebakaran hutan," tuturnya.
Firmansyah menambahkan, kabut asap yang terjadi sekarang ini melanda daerah yang memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi rendah sepanjang semester I tahun 2015. Sedangkan Sumatera dan Kalimantan yang sumber pertumbuhan ekonominya berbasis sumber daya alam (SDA) tidak diuntungkan dengan penurunan harga komoditas di pasar internasional.
Dengan demikian, pemerintah harus segera mencari solusi agar fenomena El Nino dan bencana kabut asap ini segera terselesaikan.
"Kalau tidak diselesaikan, maka akan menambah jumlah orang miskin," ujar Firmansyah. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Firmansyah menyatakan semestinya pengentasan kemiskinan menjadi perhatian utama pemerintah. Sebab, angka kemiskinan Maret 2015 yang meningkat menjadi 11,22 persen sudah melewati asumsi jumlah kemiskinan, yang dipatok pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara Perubahan (APBNP) 2015, sebesar 10,3 persen.