Remaja Cewek Ini Punya Cara Cepat Deteksi Ebola
- Business Insider
VIVA.co.id - Remaja usia 16 tahun asal Amerika Serikat menemukan cara baru yang lebih revolusioner dalam mendeteksi virus Ebola. Remaja dengan bernama Olive Hallisey mengatakan cara deteksi yang dikembangkan bisa deteksi virus Ebola kurang dari 30 menit. Deteksi ini lebih cepat dibanding deteksi yang sudah ada selama ini. Atas karyanya itu, Hallisey mendapatkan memenangi penghargaan Google Science Fair 2015.
Dikutip dari Business Insider, Jumat 25 September 2015, dalam deksripsi proyeknya, Hallisey menuliskan metode deteksi Ebola yang ada saat ini kompleks, mahal dan butuh waktu setidaknya 12 jam untuk mengonfirmasi diagnosa Ebola.
"Tes ini (deteksi) cepat, tak mahal, deteksi akurat antigen virus Ebola yang berbasis pada perubahan warna dalam 30 menit," tulis remaja putri tersebut.
Soal kompleksitas metode deteksi Ebola saat ini, remaja putri itu menyinggung soal perangkat deteksi yang mahal, mencapai US$100 untuk tiap deteksi. Selain itu deteksi saat ini juga butuh instrumen yang kompleks, tenaga medis dan administrasi yang terlatih sampai waktu deteksi hingga setengah hari.
Memang proyek Hallisey ini belum diujikan pada pasien yang terkena Ebola, tapi deteksi yang ia tunjukkan dapat mendeteksi protein Ebola.
Dalam mengembangkan deteksinya, Hallisey menggunakan jenis komponen dari pengujian Ebola, yaitu antibodi dan kimia. Elemen kimia dipakai untuk menguji perubahan warna saat antibodi mengikat protein Ebola.
Guna membuat tes deteksi berjalan stabil, Hallisey menggunakan serat sutra untuk menstabilkan bahan kimia yang dipakai. Dengan skema ini memungkinkan komponen kimia bisa bertahan dalam suhu ruangan selama tiga pekan dan tetap kasih efektif. Nah dalam deteksi remaja ini, tak memerlukan pendingin. Pada deteksi Ebola yang ada saat ini, harus ditambahkan pendingin.
Dia kemudian menggunakan kertas uji untuk menjalankan skema deteksi Ebola.
Selanjutnya tiga bahan kimia yang digunakan mendeteksi antibodi yang mengikat protein Ebola ditambahkan ke sudut terpisah dari kertas tes tersebut.
Antibodi anti-Ebola ditempatkan di bagian pusat tes uji tersebut.
Selanjutnya untuk menjalankan uji coba itu, sampel serum ditambahkan ke sudut terbuka. Kemudian satu per satu, air ditambahkan ke bahan kimia, sehingga bahan kimia mengalir ke pusat kertas tes tersebut.
Kemudian bahan kimia, sampel serum dan air dikombinasikan dalam urutan dan waktu yang tepat untuk mendeteksi positif atau negatif kehadiran protein Ebola. (ren)