25-9-1915: Inggris Pertama Kali Gunakan Gas Beracun di PD I

VIVA.co.id - Hari ini, satu abad yang lalu, pasukan Inggris bertempur di kota Loos, Jerman.  Pada pertempuran ini, Inggris menjatuhkan 5.000 tabung gas untuk merebut kota tersebut.

Pertempuran Loos adalah pertempuran Inggris terbesar yang terjadi pada tahun 1915 di Front Barat selama Perang Dunia I. Pertempuran ini termasuk salah satu serangan utama Inggris yang terkenal setelah pertempuran Artois II.

Pertempuran di Loos menjadi bagian dari upaya Sekutu untuk menerobos pertahanan Jerman di Artois dan Champagne. Inggris bertugas menyerang Jerman di wilayah Loos, sedangkan Prancis menyerang garis Jerman di Champagne dan di Vimy Ridge di wilayah Arras, Perancis.

Pertempuran dimulai pada 25 September 1915. Dikutip dari History.com, di perang ini, untuk pertama kalinya Inggris menggunakan gas klorin yang beracun dan melibatkan massa dengan menyebut mereka sebagai New Army Units.

Serangan menggunakan gas klorin dilakukan karena Jenderal Douglas Haig, Kepala Angkatan Darat Pertama Inggris, yang mengambil alih komando operasi, tidak menemui jalan keluar untuk memenangi pertempuran.

Pada perang tersebut, Iggris melepaskan 150 ton klorin dari 5.000 tabung gas. Zat kimia beracun itu jatuh di wilayah tak bertuan. Namun kerusakan yang ditimbulkan cukup parah.
 
Serangan gas berhasil membuat Pasukan infanteri Inggris menerobos pertahanan Jerman. Inggris berhasil merebut kota Loos. Namun jalur komunikasi yang terhambat dan pasukan cadangan yang datang sangat terlambat membuat kemenangan ini tak bisa segera di eksploitasi.

Fatalnya, sebagian gas juga terbawa angin ke arah pertahanan parit Inggris. Meskipun Inggris meningkatkan metode perang, termasuk amunisi dan peralatan yang lebih baik, namun Inggris kehilangan banyak pasukan akibat perang ini.

Saat serangan dihentikan, jumlah korban tewas di pihak Inggris mencapai  lebih dari 10.000 jiwa. Korban terdiri dari 7.861 tentara dan 385 pekerja.

Pada tanggal 28 September Inggris terpaksa mundur dari Loos. Sejak itu Jerman menguatkan pertahanan untuk segera menghalau setiap pasukan musuh yang menerobos wilayahnya. (ren)