KPPU Periksa 32 Perusahaan Penggemukan Sapi
- VIVA.co.id/Bayu Yanuar Nugraha
VIVA.co.id - Perusahaan penggemukan sapi (feedloter) membantah tudingan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait adanya kartel harga daging sapi yang dilakukan oleh para feedloter.
Hari ini, KPPU kembali menggelar sidang kasus dugaan kartel daging sapi terhadap 32 feedloter. Salah satu feedloter yang ikut dalam sidang kasus tersebut yakni, PT Santosa Agrindo.
VP Country Head of Beef Indonesia, PT Santosa Agrindo, Safuan Kasno Suwondo mengatakan, KPPU keliru terkait tuduhan adanya permainan kartel harga daging sapi kepada para feedloter.
"Kita sebenarnya tidak seperti itu, ini semua karena pemerintah sendiri telah mengeluarkan SPI (Surat Perintah Impor) di kuartal tiga, sehingga semua feedloter sebagai pebisnis harus mengatur bisnis ini," ujar Safuan di gedung KPPU, Jakarta, Selasa 22 September 2015.
KPPU melaksanakan perkara inisiatif Nomor 10/KPPU-I/2015 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 11 dan Pasal 19 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang larangan praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam perdagangan sapi impor di Jabodetabek.
Safuan mengatakan, pengaturan bisnis yang dilakukan para feedloter ini bukan sebagai permainan harga dan adanya kartel sebagaimana yang dituduhkan KPPU. Pengusaha mengatur perdagangan daging sapi supaya nantinya harga daging sapi bisa sesuai dengan harga pasar dan tidak merugikan.
"Bukan kesempatan, ini untuk mengatur agar (daging sapi) pada kuartal empat tetap eksis terus di pasar. Otomatis pelanggan yang dulu sudah banyak, ada 100 ekor misalnya, kita kurangi agar semuanya stabil sampai bulan Desember," katanya menjelaskan.
Menurut Safuan, pada kuartal keempat harga daging sapi diperkirakan akan naik menjadi US$ 2,95 dengan kurs dolar Amerika Serikat (AS) Rp14.500, itu berarti harga neto-nya Rp46.500. Dia menjelaskan, dengan kondisi tersebut, harga daging sapi di kalangan feedloter dengan sendirinya akan naik, sehingga bisa lebih tinggi juga di kalangan konsumen.
"Karena kita pemasok tunggal dari Australia. Jadi kita minta tolong ke pemerintah harus buka pasar lagi ke negara lain, ini supaya ada suplai. Misalnya ada beberapa negara, kita pilih Brasil dan Uruguay."
(mus)