Neraca Perdagangan RI Surplus US$433,8 Juta
Selasa, 15 September 2015 - 13:03 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2015, kembali mengalami surplus sebesar US$433,8 juta.Â
Rinciannya, sektor ekspor mencetak US$12,70 miliar, atau naik 10,79 persen dibandingkan Juli 2015 sebesar US$11,46 miliar. Sedangkan sektor impor tercatat US$12,27 miliar, atau naik sebesar 21,69 persen dibandingkan bulan lalu, yakni US$10,08 miliar.
"Surplus neraca dagang ini didukung sektor non migas. Non migas surplus US$10,8 miliar," ujar Kepala BPS, Suryamin, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 15 Agustus 2015.
Menurut Suryamin, kontribusi ekspor terbesar adalah dari sektor lemak dan minyak hewan nabati sebesar US$12,61 miliar dan ekspor bahan bakar minyak sebesar US$11,30 miliar.
Baca Juga :
Nilai Perdagangan RI-Australia Melorot
Dia memaparkan, pada Januari-Agustus 2015, ekspor terbanyak Indonesia berada di Amerika Serikat, dengan nilai US$10,33 miliar, atau dengan persentase sebesar 11,53 persen.Â
Disusul oleh China sebesar US$8,87 miliar dengan persentase 9,89 persen, serta Jepang sebesar US$8,78 miliar, atau 9,8 persen.
Selain itu, impor pada Agustus mengalami tercatat Rp12,27 miliar, atau naik 21,69 persen dibandingkan Juli 2015.Â
Rinciannya, impor migas sebesar US$2,11 miliar, turun dari US$2,29 pada Juli 2015. Untuk impor non migas, pada Agustus 2015, naik menjadi US$10,16 miliar dari US$7,79 miliar dibandingkan bulan lalu.
Ada pun, kontribusi impor terbesar adalah pembelian mesin dan pertanian mekanik sebesar US$14,79 miliar, serta mesin dan peralatan listrik US$10,18 miliar.
Dia menambahkan, pangsa pasar impor Indonesia pada Januari-Agustus 2015 masih didominasi oleh China, dengan nilai US$19,02 miliar, disusul oleh Jepang sebesar US$9,15 miliar dan Singapura US$5,81 miliar.
Sementara itu, untuk impor dari ASEAN tercatat sebesar US$17,28 miliar, dan Uni Eropa sebesar US$7,52 miliar. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ada pun, kontribusi impor terbesar adalah pembelian mesin dan pertanian mekanik sebesar US$14,79 miliar, serta mesin dan peralatan listrik US$10,18 miliar.