Proyek Tol Cisumdawu Masuk Tahap Tandatangan Kontrak
Senin, 14 September 2015 - 18:01 WIB
Sumber :
- ANTARA/Dedhez Anggara
VIVA.co.id
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menandatangani kontrak pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) Seksi II dari Rancakalong-Sumedang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, mengatakan penandatanganan kontrak konstruksi tersebut disusul dengan perjanjian pinjaman dengan pemerintah Tiongkok, untuk membiayai pembangunan dua seksi. Penandatanganan kontrak tersebut, akan dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak ruas Manado – Bitung dan Balikpapan – Samarinda.
“Seksi kedua akan ditandatangi kontrak yang kewajiban pemerintah sepanjang sekitar 17 kilometer plus terowongan 500 meter. Nilai kontraknya sekitar Rp3 triliun sebentar lagi ditandatangani bersamaan dengan Manado-Bitung dan Balikpapan-Samarinda,” kata Basuki, dikutip dari laman Kementerian PUPR, Senin 14 September 2015.
Menurut dia, pemenang kontraknya ada dari Tiongkok konsorsium dengan BUMN, selanjutnya pembangunan jalan tol seksi kedua tersebut ditargetkan selesai pada 2017 awal. Saat ini pembebasan lahan untuk seksi seksi tersebut sudah hampir selesai.
“Lahan yang bebas sudah 90 persen untuk seksi kedua ini. Saya sudah minta ke kontraktornya agar 2017 awal sudah selesai,” kata Basuki.
Enam Seksi
Baca Juga :
Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional IV Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Bambang Hartadi menambahkan pembangunan jalan tol Cisumdawu sepanjang 58,5 km terdiri dari enam seksi.
Bambang menyebut, pemerintah akan mengerjakan sebanyak dua seksi, yaitu seksi I Cileunyi-Rancakalong sepanjang 12,02 km dan seksi II Rancakalong-Sumedang sepanjang 17,35 km.
Sedangkan sisanya yaitu Seksi III Sumedang-Cimalaka (3,75 km), Seksi IV Cimalaka – Legok (7,2 km) Seksi V Legok – Ujung Jaya (15,9 km) dan Seksi VI Ujung Jaya – Dawuan (4,04 km) akan ditawarkan pada investor.
“Karena biaya pembangunan tol ini mahal, kalau ditawarkan ke investor tidak akan laku, karena tidak feasible secara ekonomi. Supaya feasible, pemerintah harus bantu dengan pembangunan di dua seksi. Sehingga, nanti investor hanya mengerjakan seksi ketiga sampai seksi kelima. Tetapi, mereka nantinya tetap akan mengoperasikan dari Cileunyi,” kata dia.
Bambang menjelaskan, pembangunan jalan bebas hambatan ini dimulai dari seksi kedua karena pembebasan lahan yang paling siap di antara seksi lainnya.
Ada pun pekerjaan seksi kedua akan terdiri dari dua fase. Sedangkan investasi yang dibutuhkan untuk seksi ini cukup besar, karena adanya pembangunan terowongan sepanjang 500 meter.
“Lahan untuk seksi kedua fase I sudah 93 persen, dan fase II sudah 80 persen. Selain itu, kenapa kita bangun seksi dua duluan karena kalau suatu saat jalan Cadas Pangeran putus, maka Sumedang akan terisolasi. Jadi, kita fokus ke situ (seksi kedua) agar ada alternatif jalan,” tutur Bambang.
Pembangunan akan dilanjutkan ke seksi pertama Cileunyi-Rancakalong mulai tahun depan. Namun, menurut Bambang, kendala yang masih dihadapi yakni ketersediaan lahan yang belum memadai untuk dilakukan pekerjaan konstruksi.
“Kalau seksi pertama lahan yang bebas baru sekitar 33 persen. Tetapi, seksi pertama itu bisa cepat karena kami juga lagi menggenjot tanahnya, mudah-mudahan selesai akhir tahun ini. Kalau sudah selesai, bisa gampang cari investor. Karena ini sudah kami masukkan dalam program, agar tahun depan bisa mulai,” kata dia. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
“Karena biaya pembangunan tol ini mahal, kalau ditawarkan ke investor tidak akan laku, karena tidak feasible secara ekonomi. Supaya feasible, pemerintah harus bantu dengan pembangunan di dua seksi. Sehingga, nanti investor hanya mengerjakan seksi ketiga sampai seksi kelima. Tetapi, mereka nantinya tetap akan mengoperasikan dari Cileunyi,” kata dia.