Lagi, Rizal Ramli Sindir Pelindo II
Senin, 14 September 2015 - 17:29 WIB
Sumber :
- Antara/ Hermanus Prihatna
VIVA.co.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli kembali menyindir PT Pelindo II, Tanjung Priok.
Setelah sebelumnya menyalahkan soal tembok beton yang menutupi jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok, kali ini Rizal mempertanyakan soal Pelindo II yang memasang iklan di sejumlah media massa.
Menurut Rizal, iklan yang dipasarkan Pelindo itu soal pembangunan New Priok. Hal itu, dinilainya sebagai pengalihan kasus masalah Pelabuhan Tanjung Priok yang sampai saat ini belum benar-benar tuntas.
"Saya kaget hari ini ada yang pasang iklan disalah satu koran nasional dua halaman bolak balik, Rp3 miliar, juga harian ekonomi dan lain-lainnya. Janganlah ngadu pasang iklan, itu namanya ngadu duit," kata Rizal, setelah menggelar rapat koordinasi dengan beberapa kementerian di kantornya, di Jakarta, Senin 14 September 2015.
Rizal menjelaskan, dirinya tak melarang pihak manapun untuk mensosialisasikan programnya, termasuk program New Priok yang saat ini sedang dijalankan oleh Pelindo II.
Akan tetapi, dirinya meminta kepada Pelindo II untuk lebih dulu membereskan masalah yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok, salah satunya yakni permasalah dwelling time.
"Memang betul (di Pelabuhan Tanjung Priok) ada port baru, tetapi seharusnya kita benahi supaya lebih efisien," kata dia.
Tak hanya Pelindo yang kena sindiran Rizal, secara khusus mantan menteri Keuangan era Presiden Abdurahman Wahid itu juga mengingatkan kepada kementerian yang berada di bawah koordinasinya nantinya tidak seperti Pelindo II.
Namun, dia mempersilahkan para pejabat negara saat ini untuk perang ide, tetapi jangan sampai perang iklan di media.
"Seharusnya, para menteri jangan perang ide diikuti perang iklan. Media sih pasti senang itu, tetapi menurut saya itu tidak mendidik, masyarakat kita meminta membahas ini secara transparan," kata Rizal. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, dia mempersilahkan para pejabat negara saat ini untuk perang ide, tetapi jangan sampai perang iklan di media.