DPR: Tugas BIN Lebih Berat dari Intelijen Negara Lain

Sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membahas anggaran operasional intelijen dalam Rapat Kerja dengan Badan Intelijen Negara (BIN) pada Kamis, 10 September 2015. Rapat itu digelar tertutup untuk media massa.

Seusai rapat, Kepala BIN, Sutiyoso, mengatakan bahwa Komisi I DPR memahami tugas dan tanggung jawab berat yang dibebankan kepada lembaganya. Apalagi BIN membagi tugas intelijennya menjadi dua, yakni untuk dalam negeri dan luar negeri.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Asril Tandjung, membenarkan pernyataan Sutiyoso meski menolak menjelaskan lebih terperinci. "Fungsi BIN lebih berat dari intelijen di luar negeri," katanya kepada wartawan di kompleks Parlemen di Jakarta pada Jumat, 11 September 2015.

Jika BIN benar-benar membutuhkan kenaikan anggaran operasional intelijen, dia meminta Sutiyoso mencatat apa saja kebutuhan-kebutuhannya. "Agar nanti juga bisa ada kesesuaian antara kebutuhan dengan anggaran yang diminta," ujarnya.

Banggar DPR: Target Tax Amnesty Terlalu Ambisius
Sebelumnya, Sutiyoso mengatakan BIN dan Komisi I DPR siap memperjuangkan agar anggaran itu bisa ditingkatkan. Anggaran itu sangat dibutuhkan terutama untuk operasional dalam negeri.

Komisi XI: Postur APBN-P 2016 Tidak Kredibel
"Terutama untuk menjaga keamanan dalam negeri. Selama ini (ancaman) tidak bisa terdeteksi dengan baik karena anggota BIN sangat kurang. Dari kebutuhan 5.400 sekian, yang ada hanya 1.900 sekian," katanya.
Anggota Komisi VII DPR RI Aryo Djojohadikusumo

Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina

Demi mencapai kedaulatan energi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016