Kaspersky: Manusia Bionik Semakin Jadi Kenyataan

Chip
Sumber :
  • BBC
VIVA.co.id
- Mengendalikan apa saja hanya dengan kekuatan tangan dan pikiran, mungkin hanya ada di film-film fiksi. Namun dalam perhelatan IFA di Berlin, sebuah perusahaan antivirus mengaku bisa mewujudkan hal itu


Perusahaan antivirus Kaspersky mengatakan teknologi tidak akan berhenti hanya sampai dengan
smartwatch
dan
internet of things
tapi juga merambah ke
biohacking.
Dalam
biohacking
, manusia dimungkinkan mengendalikan perangkat apa saja tanpa bantuan
smartphone
atau
smartwatch
, melainkan hanya melalui sepotong chip.


"Langkah logis di masa depan, teknologi berikutnya tidak hanya sampai di wearable seperti smartwatchs tapi juga di balik kulit manusia untuk bisa memiliki fungsi yang lebih," ujar Marcus Preuss, Direktur Tim Riset Global Kaspersky, seperti dikutip dari
Mail Online
, Jumat 4 September 2015.


Dalam IFA kemarin, Kaspersky mendemonstrasikan kecanggihan chip itu. Seorang karyawan Kaspersky diketahui memiliki chip seukuran beras di balik kulit tangannya. Menurut Kaspersky, chip itu bisa dibeli secara online dengan harga US$152.


Chip itu bisa dimasukkan sendiri oleh pengguna. Dilengkapi dengan teknologi RFID dan bisa digunakan untuk mengerjakan tugas simpel seperti membuka pintu atau mengunci ponsel. Meski baru bisa melakukan tugas sederhana, Kaspersky percaya, ini bisa dikembangkan menjadi tugas yang lebih kompleks, seperti transaksi pembayaran, hanya dengan mengayunkan tangan.

9 Teknologi yang Bakal Menggema pada 2016

"Nantinya, chip ini juga bisa digunakan untuk melacak kesehatan pengguna, detak jantung, suhu tubuh dan mengenkripsi data personal. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah ada 500 orang yang tubuhnya telah dibenamkan chip," ujar Hannes Sjoblad, biohacker asal Swedia.
Kaspersky: Hacker Sejati Meretas Hanya untuk Kesenangan Diri


Kaspersky: iOS Lebih Aman Dibanding Sistem Operasi Lain
Dijelaskan oleh karyawan Kaspersky yang dikenal dengan manusia bionik, Evgeny Chereshnev, chip itu telah ada di dalam tubuhnya sejak enam bulan lalu. Menurut dia, awalnya cukup aneh namun lama-lama terbiasa.


"Ke depannya, bisa jadi chip ini akan dibenamkan di sistem syaraf manusia. Ini yang harus dikhawatirkan karena dengan demikian, seseorang bisa mengendalikan orang lain dengan mudah," ujar Chereshnev.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya