90% Burung Laut Makan Limbah Plastik

Sampah plastik yang mengambang di laut
Sumber :
  • rubicon pro

VIVA.co.id - Peneliti menemukan kebanyakan burung laut menyimpan plastik di dalam perutnya. Hewan-hewan itu kerap memakan sampah laut yang dianggapnya sebagai telur ikan.

Sebelumnya, diperkirakan ada 29 persen burung laut yang terinfeksi limbah plastik dalam perutnya. Namun penelitian terbaru menemukan fakta yang lebih mengejutkan, 9 dari 10 burun laut yang ada.

"Masalahnya adalah meningkatnya sampah plastik di laut. Apalagi dalam kurun 11 tahun ke depan, industri akan memproduksi lebih banyak plastik ketimbang jumlah tahun 1950," ujar Denise Hardesty, peneliti senior dariĀ  Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), seperti dikutip dari The Guardian, Rabu 2 September 2015.

Menurut Hardesty, burung-burung itu menganggap sampah plastik yang terlihat seperti telur ikan. Alih-alih ingin mendapatkan makanan yang sehat dan sesuai, burung itu malah mendapatkan makanan 'plastik'. Elang laut dan sejenisnya merupakan spesies yang paling sering mendapatkan makanan plastik.

Dalam penelitian Hardesty, permasalahan terbesar bukanlah terjadi di wilayah laut dengan limbah sampah terbanyak atau di Lautan Pasifik. Masalah justru banyak terjadi di wilayah laut yang memiliki banyak spesies yang berbeda, khususnya di Australia dan New Zealand.

"Saya pernah menemukan tiga buah balon dan glowstick dalam perut seekor burung laut. Saya pernah melihat semuanya, mulai dari pemantik rokok, tutup botol plastik, sampai miniatur mobil. Bahkan saya pernah menemukan mainan dalam perut spesies-spesies itu," ujar Hardesty.

Dia memprediksi, fenomena burung pemakan plastik ini akan semakin parah dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan pada 2050, 99 persen burung laut akan memiliki plastik dalam perutnya. Prediksi ini didapat Hardesty melalui sebuah simulasi dan perhitungan komputer.

VIDEO: Kenapa Bunga Matahari Mengikuti Gerak Sang Surya?

Hasil penelitian Hardesty ini telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.