Benahi Listrik RI, Investor Korsel Siapkan Rp80 Triliun

Petugas PT PLN (Persero) melakukan pemeriksaan rutin di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Taman Jeranjang. Lombok, NTB.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan dua investor asal Korea Selatan (Korsel) telah menyampaikan minat untuk menanamkan modal mereka di sektor kelistrikan.


Kepala BKPM, Franky Sibarani, mengatakan minat tersebut disampaikan setelah Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla melakukan kunjungan ke Negeri Ginseng tersebut.


"BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Korsel di bidang kelistrikan misalnya, berminat untuk mengikuti tender proyek pembangkit tenaga listrik di Banten dan Jawa Barat yang masing-masing berkapasitas 2 x 1000 megawatt (MW) dengan rencana nilai investasi total sebesar Rp80 triliun," kata Franky di Jakarta, Minggu 30 Agustus 2015.


Selain itu, kata Franky, sebuah perusahaan Korsel lainnya yakni di bidang
smart solution
untuk penyediaan energi yang berasal dari energi terbarukan, juga berencana membuat kantor perwakilan di Indonesia, dan akan melakukan studi kelayakan untuk menyediakan tenaga listrik di daerah terpencil.


"Hal itu sebagai tindak lanjut dari pertemuan dengan wapres RI," katanya.


Franky menambahkan, selain bertemu dengan dua investor di sektor kelistrikan, wapres Jusuf Kalla juga mengadakan pertemuan dengan sebuah perusahaan raksasa dunia asal Korsel di bidang industri peralatan telekomunikasi, yang saat ini tengah melakukan konstruksi guna merealisasikan pabriknya yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi


PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik
Diketahui, Pabrik tersebut telah mendapatkan izin prinsip penanaman modal dari BKPM dengan rencana investasi senilai Rp6 trilliun. BKPM juga bertemu dengan perusahaan Korsel yang bergerak di bidang pakaian jadi yang berencana melakukan perluasan pabriknya yang ketiga.

Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW

Pabrik pertama berlokasi di Kabupaten Bekasi yang telah berdiri dari tahun 1996. Sedangkan pabrik kedua di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah juga telah berproduksi dan mengekspor produknya 100 persen.

"Pabrik ketiga direncanakan berlokasi di Jawa Tengah dengan rencana penyerapan tenaga kerja sebanyak 3.500 orang," ujar Franky. (ren)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya