Hingga Akhir 2015, Serapan Anggaran PUPR Ditargetkan 93%

Infrastruktur Tol Cipali Terus Dikebut
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis serapan anggaran diakhir tahun mencapai 93 persen. Sementara untuk Agustus diperkirakan tercapai 30 persen.


“Target kita  persentase serapan anggaran mencapai 93 persen. Biasa tak akan terserap seluruhnya sebab, pasti akan ada sisa tender maupun lelang. Sebagian juga akan kita lakukan efisiensi melalui pengeluaran pada administrasi, sehingga optimis kami bisa mencapai 93 persen serapan anggaran,” tutur Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Taufik Widjojono, dikutip dari laman
PUPR
, Rabu 12 Agustus 2015.


Taufik menambahkan, penyerapan anggaran di Kementerian PUPR per tanggal 11 Agustus 2015 sudah mencapai 24 persen atau Rp28 triliun, selanjutnya proyek-proyek yang menjadi sasaran serapan terutama pada proyek konektivitas.


“Sasaran serapan kita terutama ada pada proyek konektivitas seperti jalan. Selain itu, terkait dengan proyek pembangunan bendungan di mana tahun ini kita ditargetkan bisa membangun 13 waduk maupun bendungan,” ujar Taufik.


Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
Menurutnya proyek-proyek di Kementerian PUPR, saat ini untuk sektor jalan tol misalnya, akan menargetkan pembangunan 150 kilometer jalan dari 1.000 km yang ditargetkan dalam lima tahun.
Tol Lampung-Terbanggi Besar Ditarget Beroperasi Lebaran 2016

“Rata-rata per tahun itu sekitar 40 km, kemudian sisanya dikerjakan oleh swasta,” ujarnya.
Kepadatan Arus Lalu Lintas Hanya di Halim-Cikunir


Berdasarkan alokasi anggaran Kementerian PUPR terbagi atas infrastruktur pemukiman perkotaan sebesar Rp19,6 triliun, proyek konektivitas jalan Rp56 triliun, Sumber Daya Air Rp30 triliun serta proyek perumahan Rp7,7 triliun.  Dari alokasi tersebut, sebanyak 80 persen-85 persen merupakan belanja modal.


“Pada lima bulan terakhir inilah kami percepat, termasuk dengan mengendalikan secara langsung, di mana setiap hari kami bisa memonitor bisa sampai lima kali. Sehingga bisa dikoordinasikan dengan para Direktorat Jenderal dengan petugas di lapangan dan dapat mengambil keputusan cepat apabila terdapat masalah,” tutur Taufik. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya