Hujan Meteor Perseid Pekan Ini Lebih Istimewa

Ilustrasi hujan meteor
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Fenomena alam Perseid tahun ini. NASA mengatakan nanti saat puncak hujan pada 12 dan 13 Agustus tersebut, langit akan berada dalam kondisi ideal untuk melihat fenomena alam tersebut.

Saat puncak hujan meteor terjadi, bulan akan gelap atau redup.

"Bulan saat puncak hujan masih sangat baru, ini membuat bagus untuk penampakan yang indah," kata Bill Cooke dari Meteorid Environment Office NASA dalam situs NASA, Selasa, 11 Agustus 2015.

Setidaknya kabar bagus itu bisa menjadi lebih istimewa bila dibandingkan dengan Perseid tahun lalu.

Sebab, puncak hujan meteor tersebut pada 2014 terjadi sepanjang malam diiringi dengan munculnya supermoon. Cerahnya cahaya bulan pada tahun lalu itu mengurangi penampakan 'serangan' Perseid yang meluncur lima kali lipat setidaknya dalam 20 jam.

"Kami berharap arus (hujan) meteor sampai 100 (meteor) per jam," kata Cooke.

Catat, Deretan Fenomena Astronomi Sampai Akhir 2016

Dalam artikelnya, NASA menuliskan tahun ini merupakan tahun yang istimewa untuk melihat penampakan hujan meteor Perseid.

Meteor Perseid merupakan sisa dari serpihan ekor komet Swift-Tuttle, yang pernah berpapasan dekat dengan bumi pada 1992. Komet itu meninggalkan puing-puing menuju bumi. Saat masuk ke atmosfer bumi, partikel-partikel sisa komet itu akan terbakar sehingga menjadi cahaya. Nama Perseid diambil dari satu titik paling bersinar yang ada saat itu di konstelasi Perseus.

Dilansir Space.com, hujan meteor Perseid biasanya meluncur dengan kecepatan 214.365 kilometer per jam saat masuk ke atmosfer. Biasanya puncak hujan meteor terjadi saat 60 meteor jatuh per jam dengan suhu lebih dari 1.650 celsius. Saat terbakar kebanyakan fragmen tersebut muncul dengan jarak 97 kilometer dari daratan bumi.